Doa Bagi Pejuang Kemanusiaan, Suster Gabriella Maelani

Salah satu tenaga kesehatan korban kekerasan KKB di Distrik KiwirokKabupaten Pegunungan Bintang yang selamat dan mendapatkan perawatan di RS Marthen Indey, Kota Jayapura. (Foto: Kodam XVII Cenderawasih).
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com– Adalah seorang perempuan “Pejuang Kemanusiaan” di wilayah terpencil, mengabdi bagi dunia kesehatan, melayani rakyat hingga ke pelosok Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua menjadi korban keberinggasan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).

Dia adalah Suster Gabriella Maelani menjadi korban kekerasan dari organisasi yang dilabeli sebagai kelompok teroris di Indonesia. Nestapa seakan tidak berujung, setelah jasadnya berhasil dievakuasi oleh TNI Polri, justru pada saat evakuasi memakan korban kembali yakni satu prajurit TNI Pratu Ida Bagus Putu gugur tertembak di bagian kepala, Selasa, 21 September 2021, pagi.

Beragam kecaman muncul atas aksi bengis kelompok KKB, diantara datang dari Praktisi Hukum yang juga Ketua IKA-PMII Propinsi Papua, H. Kumar SH. MH.

H. Kumar S.Ag, SH MH Ketua IKA-PMII Papua

Kumar mengatakan, dirinya turut berbelasungkawa atas meninggalnya suster Gabriella dan turut mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah menerima hal tersebut. Dikatakannya, beberapa waktu lalu juga terjadi hal serupa yang menimpa tenaga pendidikan di Kabupaten Puncak Jaya.

“Kami mengutuk tindakan yang tidak manusiawi itu. Kami sedih dan tergerak untuk mendoakan siapapun dia yang berbuat demi kemanusiaan sebagaimana tradisi kami sebagai warga NU. Tenaga kesehatan dan pendidikan adalah orang-orang yang berjuang di garis depan kemanusiaan. Hukum internasional melindungi tenaga kesehatan, bahkan saat kondisi perang sekalipun” kata Kumar media ini.

Pembantaian terhadap tenaga kesehatan di Kiwirok, Pegunungan Bintang dan tenaga guru di Puncak Jaya, siapa pun pelakunya masuk dalam kejahatan kemanusiaan luar biasa.

Kumar meminta kepada Pemerintah, TNI dan Polri untuk memberikan serta meningkatkan rasa keamanan bagi masyarakat terutama tenaga medis dan guru yang mengabdikan dirinya di daerah terpencil di Papua dari ancaman kelompok KKB.

“Tidak mudah mencari tenaga kesehatan dan tenaga pendidikan, yang mau mengabdi bertugas di pedalaman. Untuk itulah bagi jiwa-jiwa yang mengabdi kita berikan penghormatan dan apresiasi yang tinggi atas dedikasinya demi bangsa ini” ujar Kumar.

Bahkan, Veronica Koman yang dikenal sebagai aktivis dan pembela HAM pembebasan Papua pun turut berkomentar, menurutnya tindakan biadab dengan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil tidak bisa dibenarkan.

“Saya mengutuk keras aksi biadab KKB yang melakukan penyerangan ke Puskesmas Kiwirok hingga memakan korban jiwa seorang perawat. Saya turut berduka atas peristiwa tersebut,” ucapnya dalam sebuah rilis.(ab)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *