PB PON Papua Larang Penggunaan Mahkota Burung Cenderawasih

Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XX Papua melarang penggunaan mahkota burung Cenderawasih dijadikan cinderamata atau untuk menyambut tamu pada pelaksanaan PON di Bumi Cenderawasih, 2 – 15 Oktober 2021.

Ketua Harian PB PON XX Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH menepis isu bahwa PB PON XX Papua menggunakan souvenir mahkota burung Cenderawasih maupun Noken imitasi dalam PON di Papua.

“Selaku Ketua Harian PB PON XX Papua, saya mau sampaikan kami tidak menggunakan mahkota Cenderawasih, sama sekali tidak dan kami juga tidak menggunakan Noken imitasi,” tegas Yunus Wonda di sela-sela HUT ke 20 Partai Demokrat di Pantai Holtekamp, Muaratami, Kota Jayapura, Kamis, 8 September 2021.

Bahkan, Yunus Wonda menuding bahwa tuduhan yang dialamatkan ke PB PON XX Papua dengan isu akan menggunakan mahkota Burung Cenderawasih itu, sebagai oknum – oknum yang ingin menggagalkan PON di Papua.

“Itu oknum – oknum yang ingin menggagalkan PON. Itu oknum yang membuat fenomena – fenomena PON XX Papua sehingga menjadi imagenya tidak bagus,” tandasnya.

Yunus Wonda mempersilahkan untuk menggunakan mahkota Burung Cenderawasih yang imitasi untuk diberikan kepada tamu atau kontingen PON yang akan datang ke Papua.

“Kami sangat tegas dan larang menggunakan cinderamata mahkota Burung Cenderawasih. Tapi jika rakyat menjual mahkota Burung Cenderawasih, itu bukan ranah kami. Itu ranahnya masyarakat, bukan panitia. Jangan karena orang bawa itu dijalan-jalan dianggap itu panitia,” jelasnya.

Yunus Wonda mengatakan, jika PB PON XX Papua sama sekali tidak menerima penggunaan mahkota Burung Cenderawasih dalam pelaksanaan PON XX Papua.

Apakah Presiden Jokowi nanti akan dikenakan cenderamata mahkota Burung Cenderawasih? Yunus menambahkan, itu tidak akan dilakukan. Panitia akan mengenakan cenderamata yang lain.

“Kami sepakat dari awal bahwa kami tidak menggunakan cenderamata mahkota Burung Cenderawasih. Karena kami tahu itu burung yang dilindungi dan kami telah mendapat surat dari berbagai komponen untuk tidak menggunakan itu, termasuk dari BKSDA,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *