Yunus Wonda: Cari dan Proses Hukum Penyerang Nakes di Pegubin

Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH. (Foto: Louis Fridohlin)
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Tindakan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal  Bersenjata (KKB) Ngalum Kupel pimpinan Lamek Taplo Alipki Taplo, terhadap 9 tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupate Pegunungan Bintang, Papua yang terjadi beberapa hari lalu, mendapat perhatian serius Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH MH.

Yunus Wonda mengaku sangat prehatin kejadian terhadap penyerangan para nakes yang merupakan pejuang kemanusiaan itu.

Apalagi salah satu nakes atas nama suster  Gabriela Maelani (22), yang tubuhnya ditemukan oleh TNI di tengah hutan belantara sudah terbujur kaku dalam kondisi meninggal dunia.

Menurut Pembina Fraksi Demokrat DPR Papua ini, perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab itu, sungguh sangat terlalu, kejam juga tidak punya hati.

“Mereka dengan sukarela mengabdi di pelosok, tapi mereka malah mendapat perlakuan yang tidak senonoh dan tidak berkeprimanusiaan dari tindakan brutal oleh sekelompok orang  yang tidak bertanggungjawab dan tidak punya hati. Kami pun menyampaikan turut berduka cita kepada suster Gebriela Meilan. Dia adalah pejuang kesehatan yang rela mengabdikan diri di daerah pelosok di Pegunungan Bintang, demi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat disana. Tapi jasa jasa para nakes yang ada disana itu, malah dibalas dengan tindakan kebiadaban. Kami sangat sedih, kami mengutuk atas tindakan tersebut,” kata Yunus Wonda, akhir pekan kemarin.

Menurutnya,  tindakan – tindakan seperti ini sebenarnya tidak harus terjadi, apalagi para tenaga medis ini  ada di daerah untuk mengabdi, untuk menolong dan merawat kesehatan masyarakat.

“Dimana hati nurani orang-orang yang telah melakukan kekejaman terhadap nakes itu? Padahal, nakes ini mereka rela meninggalkan sanak saudara mereka dan keluarga mereka, hanya karena satu pengabdian. Ini kalau mereka sudah berada dalam posisi seperti ini, lalu bagaimana pelayanan kesehatan kepada masyarakat kita yang ada di pelosok – pelosok disana. Coba dipikir disitu sebelum bertindak brutal,” tandasnya.

Apalagi, kata Yunus Wonda, kejadian sadis seperti ini akan membuat pelayanan-pelayanan masyarakat, terutama tenaga kesehatan akan menjadi trauma yang berkepanjangan.

“Ini cara-cara yang tidak baik dan tidak manusiawi, sebab ini bisa membuat trauma yang cukup panjang dan bisa berdampak pada pelayanan-pelayanan kesehatan yang ada di pelosok pelosok lain, karena tentunya tenaga kesehatan ini akan berfikir panjang untuk ditempatkan di pelosok – pelosok, apalagi di Distrik Kiwirok,” tukasnya.

Sebab, kata Yunus Wonda, rasa trauma dan rasa ketakutan pasti akan melekat dalam ingatan mereka, sehingga ini akan berdampak pada kabupaten yang lain.

Bercermin dari kejadian itu, Yunus Wonda menegaskan, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah di Papua.  Kekerasan tidak akan memberi keamanan dan kenyamanan. Kekerasan juga tidak akan memberikan kedamaian.

Untuk itu, ujar Yunus Wonda, Fraksi Demokrat DPR Papua minta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri.

“Kami melihat bahwa pristiwa ini, peristiwa yang sangat tidak terpuji. Para nakes ini mereka mengabdi disana lalu kenapa mereka yang harus jadi korban?,” tandasnya.

“Mereka harus tinggalkan sanak keluarganya, hanya untuk mengabdi dan untuk melayani masyarakat kita yang mengalami kesakitan. Lalu kalau tidak ada tenaga kesehatan disana,  siapa yang mau tolong mereka? Apalagi daerah terpencil seperti disana yang fasilitas kesehatannya sangat minim dan tidak memadai,” tandasnya lagi.

Dikatakan, mereka (nakes) ini adalah garda yang harus dijaga dan dilindungi. Akan, tetapi hari ini mereka justru jadi korban dari tindakan brutal sekelompok orang -orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak punya hati.

“Kenyamanan, kedamaian itu tidak datang dari luar sana, tapi dimulai dari diri kita sendiri. Dan membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang itu, adalah perbuatan yang tidak terpuji dan sangat tidak diakui oleh siapa pun juga dalam agama apa pun tidak mengakui itu, sehingga siapa pun tidak punya hak untuk merenggut nyawa orang lain,” paparnya.

Untuk Yunus Wonda berharap peristiwa-peristiwa itu tidak terjadi lagi. Apalagi mereka ini sedang menjalankan tugas kemanusiaan dan mereka bekerja untuk keselamatan orang banyak.

Politikus Partai berlambang Mercy ini pun berharap, kejadian itu jangan sampai berdampak pada saudara saudara yang lain yang juga mengalami ketakutan  seperti itu, sebab ini bisa berdampak terhadap pelayanan-pelayanan kesehatan kedepan di kabupaten lain  khususnya di daerah-daerah terpencil.

Yunus Wonda juga meminta kepada pihak keamanan, agar para pelaku tindak kekerasan ini, segera dicari dan ditangkap dan langsung di proses secara hukum.

“Jadi, kami minta pihak keamanan dalam hal ini Polda Papua untuk segera mencari para pelaku tersebut dan harus diproses secara hukum yang berlaku di negeri ini, sehingga ada efek jerah buat mereka yang telah melakukan tindakan yang tidak  bermoral dan tidak manusiawi,” tegas Yunus Wonda.

Untuk itu, ujar Yunus Wonda, atas nama Fraksi Partai Demokrat DPR Papua menyampaikan turut prehatin atas kejadian itu dan turut berduka atas peristiwa yang menimpa suster Gabriela Meilan yang kini telah meninggal dunia. Semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan kekuatan.

“Selamat jalan suster Gabriella Meilani,  beristirahatlah dengan damai. Kamu adalah pejuang yang tulus yang rela mengabdi hanya untuk melayani masyarakat Papua yang ada di Pegunungan Bintang. Terimakasih atas dedikasi dan perjuangan mu selama ini untuk masyarakat Papua,” imbuhnya. (bat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *