Fraksi Gabungan Bangun Papua Kecam Penembakan Warga Sipil, Alfred Anouw: DPRP dan Gubernur Harus Ambil Sikap

Anggota DPR Papua, Alfred Freddy Anouw, SIP.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Fraksi Gabungan II Bangun Papua DPR Papua mengecam keras terhadap kasus penembakan terhadap warga sipili di Papua dalam beberapa waktu terakhir ini.

Fraksi Gabungan II Bangun Papua DPR Papua yang terdiri dari PKB, PPP dan Partai Garuda ini, menyampaikan bela sungkawa atas tertembaknya warga sipil yang meninggal atas nama Nopelianus Zongdcgau (2 tahun) dan Yohakim Majau yang scdang dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat Timika dan ibu Agustina Ondali (24 tahun) yang tertembak di Sugapa, Intan Jaya yang kini tengah dirawat di Timika.

“Kejadian seperti ini sudah dan sedang terjadi diberbagai daerah Intan Jaya, Puncak, Nduga, dan Pegunungan Bintang namun Fraksi Gabungan II Bangun Papua menyesalkan tidak adanya langkah-langkah kongkrit yang diambil oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) sebagai representase suara rakyat dari lembaga wakil-wakil rakyat yang ada di lembaga ini kian suaranya dibungkam, dihempas badai kematian hanya karena demi mengejar harta karun para Pandawa berpedang darah,” tegas Alfred F Anouw, SIP, Sekretaris Fraksi Gabungan II Bangun Papua DPR Papua dalam menyampaikan pandangan fraksi pada Sidang DPR Papua, Kamis, 11 November 2021.

“Mungkin kami dan rakyat kami yang salah ditempat yang mulia Sang Kalik dan Bumi salah menempatkan di pulau dan bangsa yang salah. Sebab, mestinya kamu adalah pemilik dan penikmat dari harta karun itu, namun mungkin kamu hanyalah menjadi saksi mata dari semua sederetan sejarah kejahatan ini,” sambungnya.

Dikatakan, para korban meninggal dan luka-luka yang sedang dirawat itu, bukanlah orang-orang pertama atau orang-orang yang terakhir yang dikorbankan oleh kejahatan Negara ini, sehingga pihaknya berharap mereka berdoa diberbeda alam sana bahwa kejahatan di atas tanah dan bangsa ini harus berakhir, serta oknum-oknum pelaku kejahatan  berkedok Negara akan diberikan sangsi diakhirat oleh Tuhan yang Maha Esa sesuai perbuatannya karena keadilan itu milik Allah sesungguhnya.

Untuk itu, lanjut Alfred Anouw, Fraksi Gabungan II Bangun Papua meminta kepada Gubernur untuk berkoordinasi dengan Forkopimda, BIN, BAIS dan lembaga terkait lainnya untuk lebih khusus mengkaji situasi perkembangan sosial keamanan di wilayah Papua.

Sebab, kata Alfred Anouw, sebentar lagi kita telah memasuki masa Natal dan menjelang tahun baru 2022, sehingga sangat penting sekali untuk bersama-sama menciptakan kedamaian di atas tanah Papua. (bat)

 

Respon (2)

  1. Saya salah satu masyarakat suku Moni yg selama ini melihat dan mempelajari keadaan Indonesia masuk di bumi Papua. Atau Hegenagai nama jaman dahulu sebelum ada nama Papua. Indonesia tdk mau beri pemekaran itu kpd suku Moni karena jangan mereka maju dan mengerti, agar manusia Moni tdk boleh mengetahui isi bumi. Pemekaran kab. Intan Jaya akhir dari semua pemekaran di Papua. Dimekarkan tahun 2009. Penjabat yg menduduki jabatan Eksekutif oleh mereka yg dari luar. Putra daerah diusir dan dibunuh oleh kekuatan-kekuatan lain. Karena tdk ada orang yg bisa menjadikan promotor daerah itu. Baru mulai bergerak tapi blm beraksi. Siapa yang akan bicara. Sampai saat ini putra asli pemilik Blok Wabu belum bersuara. Segala sesuatu itu akan terjadi maka waktunyalah yg akan menentukan. Kita sekarang walaupun demikian blok wabu emas blm tentu dia akan masuk. Sepanjang blm selesaikan grestber utk terbayar. Soeharto salah satu orang Indonesia yg merampas Grestberg. Jadi bicara Papua, pulau Papua milik militer Indonesia bukan milik negara Indonesia. Makanya mereka menggunakan alat negara utk menggaruk kekayaan kita. Sekarang kita bersatu kepada siapa….? Indonesia anggap kita binatang…? Senjata yang ampu melawan mereka adalah hanya Tuhan Allah di Surga.

  2. Saya salah satu masyarakat suku Moni yg selama ini melihat dan mempelajari keadaan Indonesia masuk di bumi Papua. Atau Hegenagai nama jaman dahulu sebelum ada nama Papua. Indonesia tdk mau beri pemekaran itu kpd suku Moni karena jangan mereka maju dan mengerti, agar manusia Moni tdk boleh mengetahui isi bumi. Pemekaran kab. Intan Jaya akhir dari semua pemekaran di Papua. Dimekarkan tahun 2009. Penjabat yg menduduki jabatan Eksekutif oleh mereka yg dari luar. Putra daerah diusir dan dibunuh oleh kekuatan-kekuatan lain. Karena tdk ada orang yg bisa menjadikan promotor daerah itu. Baru mulai bergerak tapi blm beraksi. Siapa yang akan bicara. Sampai saat ini putra asli pemilik Blok Wabu belum bersuara. Segala sesuatu itu akan terjadi maka waktunyalah yg akan menentukan. Kita sekarang walaupun demikian blok wabu emas blm tentu dia akan masuk. Sepanjang blm selesaikan grestber utk terbayar. Soeharto salah satu orang Indonesia yg merampas Grestberg. Jadi bicara Papua, pulau Papua milik militer Indonesia bukan milik negara Indonesia. Makanya mereka menggunakan alat negara utk menggaruk kekayaan kita. Sekarang kita bersatu kepada siapa….? Indonesia anggap kita binatang…? Senjata yang ampu melawan mereka adalah hanya Tuhan Allah di Surga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *