Masyarakat Papua Jangan Terprovokasi Isu 1 Desember

Ketua LMA Port Numbay, George Awie. (Foto Metromerauke.com)
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Masyarakat di Provinsi Papua diimbau agar tidak terpengaruh dengan isu 1 Desember yang sengaja dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, karena dinilai hanya akan merugikan saja.

Imbauan itu disampaikan Ketua LMA Port Numbay, George Awie di Kota Jayapura, Selasa, 30 Nopember 2021, menanggapi isu kekinian yang kian gencar di media sosial dan tengah masyarakat Papua.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan terpengaruh dengan penaikan bendera atau lain sebagainya. Sebab, tanggal 1 itu adalah hari peringatan AIDS se Dunia,” imbaunya.

George Awie meminta masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa saja, sebagaimana keseharian dan tidak perlu takut dan terpengaruh dengan ajakan yang menyesatkan dan bisa membuat susah.

“Jadi, masyarakat jangan terpengaruh dengan isu yang dibuat untuk memecah belah persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa, jalankan pekerjaan atau tugas  seperti hari-hari biasa lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, imbauan yang sama juga disampaikan oleh anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Herman Yoku menegaskan bahwa 1 Desember yang biasa diklaim sebagai HUT Papua Barat adalah hal yang salah dan keliru, apalagi dia sebagai saksi sejarah.

“1 Desember yang selama ini diklaim sebagai HUT Kemerdekaan Papua Barat, adalah kekeliruan dan juga penipuan sejarah yang terus dipelihara hingga saat ini,” kata Herman Yoku, Jumat, 26 Nopember 2021.

Herman Yoku meminta agar semua pihak paham soal sejarah dan tidak setengah-setengah untuk memaknainya sehingga tidak salah dalam menilai suatu hal.

“Hal inilah yang tidak dipahami oleh generasi saat ini yang masih percaya  bahwa 1 Desember adalah kemerdekaan Papua Barat, itu salah,” tandasnya.

Dijelaskan, pada tahun 1963, Integrasi Irian (Papua) ke NKRI saat masa peralihan, penjajah Belanda tidak ingin angkat kaki dari Irian atau Papua, sehingga berbagai cara digunakan untuk menganggu kedaulatan NKRI dengan menciptakan Bendera Bintang Kejora yang diambil dari Bendera Club Sepak bola Nafri dan dijadikan sebagai bendera bangsa West Papua.

“Inilah yang tidak diketahui,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *