Kadepa: Segera Stop Konflik Horizontal di Wamena

Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa meminta agar konflik horizontal atau perang suku di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu, 8 Januari 2022, harus segera dihentikan.

“Saya minta agar perang suku di Wamena harus dihentikan dan saya sangat prihatin jika perang suku ini terus ada,” tegas Laurenzus Kadepa kepada Papuaterkini.com, Minggu, 9 Januari 2021.

“Sekali lagi Konflik horizontal antara suku Lani dan suku Nduga agar hentikan perang suku,” sambungnya.

Politisi Partai Nasdem ini mengharapkan semua pihak untuk segera mencari solusi perdamaian kedua kelompok yang bertikai tersebut.

“Saya mengharapkan semua pihak baik pimpinan Gereja, pimpinan adat, tokoh pemuda tokoh perempuan mencari jalan keluar mencari solusi perdamaian dan kepada mahasiswa dari dua suku yang bertikai yang ada di kota studi di Papua maupun di luar Papua agar tidak tepancing dengan perang suku ini,” ujarnya.

Menurutnya, kedua belah pihak harus bisa duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan itu secara damai dan bermartabat.

Untuk itu, lanjut Kadepa, peran tokoh dan intelektual dari kedua suku sangat dibutuhkan untuk menengahi konflik ini agar tidak berlanjut.

“Ingat. Apapun alasan perang bukan solusi. Segera hentikan dan serahkan pada pihak berwajib untuk memproses hukum akar persoalannya. Saya turut berduka cita jika ada korban jiwa dari kedua kelompok  atau suku yang bertikai,” pungkasnya.

Sebelumnya, kejadian perang antar kelompok warga di Wouma, Kampung Wesakma, Wamena, Jayawijaya yang terjadi, Sabtu, 8 Januari 2022 pukul 15.30 WIT itu, diduga kedua kelompok warga di Wamena itu, saling serang lantaran dipicu masalah pembunuhan. Dalam peristiwa itu, tiga orang warga terluka dan mendapatkan perawatan medis.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Safeih AB menjelaskan bentrok itu, berawal pihak keluarga tidak menerima kematian Sibelu Gwijangge di Kampung Wesakma.

“Keluarga almarhum sebanyak 150 orang datang dengan senjata tradisional lalu menyerang dan membakar beberapa rumah,” ujarnya.

Lantaran tidak terima atas aksi penyerangan itu, warga kampung Wesakma melakukan aksi balasan. Akibatnya, terjadi tiga korban luka – luka.

Hingga saat ini situasi di kampung tersebut, kata Kapolres, sudah kondusif. Aparat kepolisian disiagakan di lokasi sambil melakukan pendekatan kepada para tokoh di kedua belah pihak. (bat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *