Waket II DPR Papua Temukan Pembangunan Lab dan Ruang Kelas SMAN 1 Asiki Terbengkalai

Wakil Ketua II DPR Papua, Edoardus Kaize, SS melihat kondisi bangunan Laboratorium SMAN 1 Asiki, Boven Digoel belum selesai alias terbengkalai.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Pembangunan gedung Laboratorium SMA Negeri 1 Asiki, Kabupaten Boven Digoel pada tahun anggaran 2020, diketahui belum selesai 100 persen alias belum tuntas. Bahkan, hingga kini pembangunan gedung Laboratorium SMA Negeri 1 Asiki itu, tidak dilanjutkan alias terbengkelai hingga tahun 2022.

Selain itu, proyek pembangunan beberapa ruang kelas SMA Negeri 1 Asiki, Kabupaten Boven Digoel itu pada tahun anggaran 2021, juga ditemukan belum selesai 100 persen.

Kedua proyek pembangunan di SMA Negeri 1 Asiki itu, diketahui merupakan proyek dari Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua.

Temuan dua proyek pembangunan yang belum tuntas dan  terkesan tidak dilanjutkan itu, diungkap Wakil Ketua II DPR Papua, Edoardus Kaize, SS usai melakukan reses di Kabupaten Boven Digoel, Papua, baru-baru ini.

“Itu ada dua temuan. Pertama, pembangunan Laboratorium SMA Negeri 1 Asiki yang pekerjaannya tahun 2020 sampai hari ini, lantainya belum sama sekali dikerjakan, masih tanah,” ungkap Edoardus Kaize kepada Papuaterkini.com, Kamis, 18 Mei 2022.

Kedua, kata Edo Kaize, sapaan akrabnya, pembangunan beberapa ruang kelas SMA Negeri 1 Asiki pada tahun 2021, pekerjaannya belum selesai.

“Pekerjaan ruang kelas belum selesai 100 persen. Sampai saat ini, tukang masih kerja. Hanya saja, kontraktor sudah tinggalkan pekerjaan itu. Ada pekerjaan yang berjalan, namun hanya tukang saja yang kerja,” jelas Edo Kaize.

Wakil Ketua II DPR Papua, Edoardus Kaize, SS melihat RAB pembangunan gedung Laboratorium SMAN 1 Asiki, Boven Digoel yang belum selesai.

Politisi PDI Perjuangan ini memperkirakan pembangunan gedung Laboratorium SMA Negeri 1 Asiki itu, baru mencapai 75 persen saja, lantaran lantai belum dibangun dan belum ada pengecatan.

“Itu tahun 2020, ya sudah terbengkalai karena sudah tidak dikerjakan lagi. Tapi kontraktor ini yang meneruskan proyek pembangunan ruang kelas di sekolah yang sama,” tandasnya.

Hanya saja, pembangunan ruang kelas SMA Negeri 1 Asiki pada tahun anggaran 2021 itu, tinggal finishing yang belum selesai.

Apakah pekerjaan itu anggarannya sudah cair 100 persen, Edo Kaize mengaku belum tahu. Namun, jika hitungannya pada tahun 2021, mestinya pekerjaan tersebut selesai, namun sampai saat ini masih dikerjakan.

“Ya, menurut saya ini pekerjaan terbengkalai. Apakah anggarannya sudah cair 100 persen atau tidak, tapi pekerjaan itu terbengkalai,” tandasnya.

Sebagai Wakil Ketua II DPR Papua, Edo Kaize meminta Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua mengutus staf untuk mengecek atau melakukan pengawasan terhadap pekerjaan itu, sehingga antara pekerjaan dan laporan keuangan itu semua sinkron.

“Jangan sampai pekerjaan tidak betul, tapi orang ambil uang disini bisa 100 persen. Itu bisa jadi masalah,” katanya.

Selain itu, Edo Kaize meminta kontraktor dan konsultan harus bertanggungjawab terhadap pekerjaan di SMA Negeri 1 Asiki tersebut sampai selesai.

“Jika memang dia sudah bekerja sekian persen, lalu dia tidak mampu lagi, ya berarti tidak boleh mencairkan 100 persen. Jika dia sudah mencairkan 100 persen, ya dia harus kembalikan sesuai pekerjaan yang dikerjakan, sehingga uang yang dipakai untuk lantai, pengecatan dan finishing pekerjaan, maka harus dikembalikan,” paparnya.

Terhadap kasus itu, Edo Kaize meminta Dinas Pendidikan dan OPD lain di Provinsi Papua agar berkoordinasi dengan Dinas di kabupaten/kota.

“Jangan provinsi jalan sendiri. Kasihlah tanggungjawab dinas di kabupaten/kota, agar mereka punya peran di situ,” pungkasnya. (bat)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *