Angin Kencang, Tiga Atlet Paralayang Gagal Mendarat di Stadion Barnabas Youwe

Tiga atlet paralayang ketika hendak take off dari lokasi Rindam XVII/Cenderawasih.
banner 120x600
banner 468x60

SENTANI, Papuaterkini.com – Tiga atlet penerbang paralayang terpaksa tidak bisa mendarat di Stadion Barnabas Youwe, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura dalam pembukaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) II, Minggu, 10 Juli 2022.

Ketiga atlet paralayang itu, diantaranya Isay Gombo (48), La Ode Salman (33) dan Maada (35), terpaksa mendarat darurat di tiga lokasi berbeda, akibat angin kencang.

Ketua Harian KONI Kabupaten Jayapura, Korneles Yanuaring ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut.

“Ya betul, karena angin berlawanan arah, sehingga mereka landing darurat dan langsung kita jemput atletnya untuk bawa pulang,” katanya dihubungi, Minggu, malam.

Korneles Yanuaring yang juga Ketua Umum Pengkab Paralayang Kabupaten Jayapura ini menjelaskan, gagalnya mendarat di lokasi pembukaan Porkab II atau landing darurat di tiga lokasi itu, diakibatkan faktor angin kencang yang berlawanan arah.

“Pertama, mendarat darurat di depan Suni Garden Lake Hotel & Convention, Sentani , kedua di dekat Koramil Hawaii dan ketiga di dekat Kantor SAR Sentani. Jadi, itu akibat angin berlawanan arah dan saat sudah ditengah angin berlawanan arah. Para penerbang paralayang ini membawa Bendera Merah Putih, bendera KONI dan juga bendera Porkab,” jelasnya.

Lebih lanjut, ketiga penerbang paralayang yang tidak melakukan aksinya untuk mendarat dalam pembukaan Porkab II di Stadion Barnabas Youwe itu, bukan hoax. Mereka ini sudah melakukan aksinya, namun akibat angin kencang dan berlawanan arah, sehingga mereka gagal landing di lokasi pembukaan Porkab.

“Ya, itu karena angin kencang berlawanan arah. Tidak benar itu dan bukan karena siapa-siapa. Tetapi karena faktor alam. Itu dikendalikan oleh angin, jadi kalau angin berlawanan arah, ya seperti begitu mendarat darurat, sehingga mereka tidak bisa mendarat di lokasi pembukaan Porkab II di Stadion Barnabas Youwe,” tandasnya.

“Kita minta maaf aja, karena emang cabang olahraga ini tergantung alam (angin). Kalau anginnya bagus, ya bisa landing dengan tepat sasaran. Kalau tidak, ya mereka harus lakukan landing darurat atau cari tempat (landing) pendaratan darurat yang aman,” imbuhnya.(irf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *