JAYAPURA, Papuaterkini.com – Fakultas Keolahragaan Universitas Cenderawasih (Uncen) Kota Jayapura telah membuka program kepelatihan keolahragaan untuk menjawab kekurangan pelatih di Papua.
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen Kota Jayapura, Prof Dr H Saharuddin Ita, MKes, AFO diundang secara khusus oleh Komisi V DPR Papua guna diskusi tentang keberadaan olahraga dalam pendidikan di Papua di Ruang Banggar DPR Papua, Jumat, 1 Juli 2022.
Usai pertemuan, Prof Saharuddin mengatakan, keberadaan olahraga dalam pendidikan di Papua, itu harus berada pada tataran yang benar.
“Kita juga tukar pikiran dengan mereka bahwa pak Wakil Ketua V DPR Papua, siapa yang tidak tahu Jack Komboy, dia bilang saya lahir dari juara di pinggir jalan. Artinya apa? Juara karena alam,” kata Prof Saharuddin kepada Papuaterkini.com.
“Bagaimana jika sekarang kita pikirkan itu keilmuannya. Maka kami datang menjawab, kami sekarang membuka program Kepelatihan Olahraga di Uncen. Tolong kami didukung,” sambungnya.
Apalagi, ujar Prof Saharuddin, sasaran pihaknya membuka program Kepelatihan Olahraga di Fakultas Ilmu Olahraga Uncen itu, yakni reguler untuk 3 tahun. Namun, yang lebih utama adalah pelatih yang selama ini melatih hanya berdasarkan mantan atlet.
Diakui, ada dua tipe pelatih dalam olahraga, yakni jika pelatihnya akademisi, maka ilmunya bagus, tapi prakteknya di lapangan kurang. Namun, jika mantan atlet jadi pelatih, maka di lapangan bagus, tapi ilmunya kurang.
Untuk itu, kata Prof Saharuddin, idealnya adalah kolaborasi antara akademisi dan praktisi untuk menciptakan pelatih – pelatih dalam olahraga di Papua.
“Itulah sebabnya, Komisi V DPR Papua merespon baik kehadiran Program Kepelatihan Olahraga di Uncen. Apalagi, sudah dicanangkan bahwa Papua menjadi Provinsi Olahraga. Isinya apa Provinsi Olahraga tadi, ya kita harus kaji lebih mendalam lagi. Kita tidak hanya membuat slogan, tapi isi di dalamnya itu apa? Ya, itu harus ditindaklanjuti setelah pertemuan ini, hingga mengerucut apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang harus akademisi kerjakan,” paparnya.
Artinya, imbuh Prof Saharuddin, butuh regulasi juga untuk mendukung Program Kepelatihan Olahraga yang kini dikembangkan Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen ini.
“Regulatornya dari sini dan eksekusinya ada di Pemda. Kami dari akademisi dari Uncen sebagai perguruan tinggi yang sudah tua, untuk membina satu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan Papua itu yakni pelatih. Selama ini kita butuh pelatih, kita datangkan pelatih, habis kejuaraan pelatih ini pulang dan kita kembali ke nol lagi. Siapa yang menangani itu, ketika mau membuat event sendiri, kita bingung,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPR Papua, Kamasan Jakobus Komboy mengakui diskusi bersama Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen terkait mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Apalagi, kata Jack Komboy, sapaan akrabnya, Provinsi Papua telah ditetapkan sebagai Provinsi Olahraga. “Nah, bagaimana merancangnya? Kami tadi Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen untuk membicarakan banyak hal,” katanya.
Komisi V DPR Papua mengapresiasi Uncen telah membuka jurusan atau program Kepelatihan. “Menurut kami itu sesuatu yang baik, karena kami membutuhkan SDM itu. Kalau mengacu pada PON dan Peparnas kemarin, kira-kira berapa banyak kita punya pelatih. Kami harap kita membicarakan semua mulai hari ini, bagaimana kita punya SDM pelatih, wasit dan juri serta lainnya,” ujarnya.
Untuk itu, Jack Komboy berharap Uncen mendidik dan menyiapkan generasi ke depan dalam menuju Papua sebagai Provinsi Olahraga, yang harus disiapkan juga dari dasar.
“Yang terjadi hari ini kan banyak orang tidak punya ilmu olahraga, tapi mau menjadi pelatih olahraga dan hampir kebanyakan itu berdasarkan pengalaman atau mantan atlet. Namun, kami harap ke depan tidak lagi, karena ada perkembangan pendidikan dan ilmu teknologi,” ujarnya.
Jack Komboy berharap Pemerintah Provinsi Papua memberikan dukungan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen dalam membuka program Kepelatihan Olahraga dan dukungan lainnya seperti Laboratorium untuk praktek, bukan saja untuk mahasiswa Uncen, tapi juga untuk menyiapkan atlet-atlet menghadapi Porprov maupun PON di Aceh dan Medan, termasuk NPC Papua untuk menyiapkan atlet-atlet mereka.
“Saya harap harus ada campur tangan pemerintah di dalam sehingga kita bicara gedung, kita bicara fasilitas isi dalam laboratorium. Kalau gedungnya sudah ada, tinggal bagaimana mengisi fasilitas di dalamnya. Karena, kita mau menuju ke Aceh dan Medan, sehingga kami harap tahun ini sudah dipersiapkan,” imbuhnya.(bat)
