4 Warga Nduga Dimutilasi di Timika, Yunus: Seperti Tindakan PKI

Ketua Harian PB PON Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Kasus pembunuhan terhadap 4 warga asal Kabupaten Nduga secara sadis dengan cara dimutilasi di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, 22 Agustus 2022, tampaknya menjadi perhatian serius Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH.

Yunus Wonda mengutuk tindakan tidak berperikmanusiaan terhadap 4 warga Nduga yang diduga dilakukan sejumlah oknum anggota TNI dan warga sipil itu.

“Kenapa tubuh mereka harus dipotong? Itu tindakan-tindakan seperti G30S/PKI saja yang tidak layak dilakukan kepada masyarakat sipil,” kata Yunus Wonda, Senin, 29 Agustus 2022.

Jika memang keempat masyarakat itu bersalah, ujar Yunus Wonda, mestinya mereka ditangkap dan diproses hukum saja. “Kenapa harus menghilangkan nyawa mereka dengan cara-cara yang sangat biadap? Sampai harus dimutilasi. Itu termasuk perbuatan yang sangat biadap dan ini perbuatan-perbuatan yang tidak bisa dibenarkan,” tandasnya.

Untuk itu, Yunus Wonda meminta kepada aparat penegak hukum, jika memang kasus pembunuhan secara sadis dengan cara dimutilasi itu, maka pelaku harus dihukum seberat-beratnya. “Itu sangat tidak berperikemanusiaan. Jika melibatkan oknum TNI, maka harus dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.

“Sampai kapan di Papua ini terus terjadi pertumpahan darah? Sampai kapan di Papua terus terjadi air mata berlinangan? Katanya mau ciptakan Papua yang aman, damai dan nyaman? Mana yang terjadi hari ini?,” sambung Pembina Fraksi Demokrat DPR Papua ini.

Yunus berharap semua pihak harus menghentikan semua tindakan pembunuhan terhadap warga sipil di Papua. Ia juga meminta agar aparat penegak hukum tidak bertindak dengan sewenang-wenang terhadap warga sipil.

“Terus dimana masyarakat mau mencari keadilan? Harus diproses hukum, bukan dengan cara menghilangkan nyawa mereka,” ujarnya.

Padahal, lanjut Yunus, masyarakat berharap kepada aparat keamanan untuk mendapatkan atau mencari perlindungan dan pengayoman, namun yang terjadi justru masyarakat sipil mendapatkan perlakuan yang tidak berperikemanusiaan di atas Tanah Papua.

“Sampai tubuh mereka dipotong, kepala mereka dipotong. Nah, itu perbuatan yang sangat biadap,” tandasnya.

Untuk itu, Yunus berharap agar para pelaku termasuk 6 oknum anggota TNI harus diproses hukum hingga tuntas dan transparan agar rakyat mengetahui ada proses keadilan. Jangan sampai rakyat terus menjadi korban diatas tanah ini.

“Sebab, itu dilakukan individu. Namun, itu juga membawa nama institusi yakni TNI. Untuk itu, Pangdam harus menindak tegas, apalagi kejadian itu sudah jelas pelakunya, maka harus diproses jika memang bersalah, langsung diproses hukum secara transparan,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, keempat korban warga asal Kabupaten Nduga itu, dibunuh dan dimutilasi (kepala dan kaki dipotong), kemudian jasatnya dimasukkan ke dalam karung, lalu dibuang ke Sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika.

Keempat korban itu, diketahui bernama Arnold Lokbere, Rian Nirigi dan Leman Nirigi, sedangkan satu korban belum diketahui identitasnya.

Pelaku diduga memancing korban untuk membeli senjata AK 47 dan FN sehingga membawa uang Rp 250 juta untuk bertemu para pelaku.  Namun, saat bertemu dengan korban di SP 1 Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, pelaku menghabisi ke 4 korban. Bahkan, untuk menghilangkan jejak, pelaku membakar mobil yang dikendarai korban Toyota Calya dibakar.

Tiga orang pelaku dari warga sipil berhasil ditangkap oleh Polres Mimika, masing-masing diketahui bernama Andre Pudjianto Lee alias Jeck, Dul Umam dan Rafles. Sedangkan, keenam oknum TNI, masih dilakukan koordinasi dengan Kodam XVII/Cenderawasih.(bat)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *