JAYAPURA, Papuaterkini.com – Untuk kesekian kalinya, Presiden RI Ir Joko Widodo bakal berkunjung ke Bumi Cenderawasih. Kali ini, Presiden Jokowi diminta untuk membuka dialog dengan tokoh-tokoh Papua untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di Papua.
Anggota DPR Papua, Apeniel Ezra Sani, SSos mengapresiasi Presiden Jokowi berkunjung lagi ke Papua untuk kesekian kalinya. Tentu, kedatangan Jokowi ke Tanah Papua itu, tentu akan membuat rakyat Papua senang, lantaran Presiden bukan saja sekali berkunjung, tapi sudah lebih dari 10 kali.
Namun, Apeniel Sani berharap kedatangan Presiden Jokowi ke Papua, harus mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di Papua. Bukan sekedar melakukan kunjungan kerja atau acara seremonial saja.
“Orang Papua tahunya, kedatangan Presiden Jokowi ini, masalah-masalah yang terjadi di Papua harus diclearkan atau diselesaikan, termasuk pelanggaran HAM,” katanya, Senin, 29 Agustus 2022.
Baca Juga : Biadap, Segera Usut Tuntas Kasus Mutilasi Warga Nduga di Timika
Apalagi, ujar Apeniel Sani, permasalahan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang belum tuntas, kasus pembunuhan terhadap warga sipil terus terjadi di Papua dan permasalahan lainnya.
“Harapan kami, kedatangan beliau ini bukan mencari sensasi di masyarakat, tapi kalau bisa Presiden buka dialog untuk mencari solusi terhadap berbagai permasalahan di Papua,” ujar Apeniel Sani.
Apalagi, lanjut Politisi Partai Gerindra ini, berbagai kasus di Kabupaten Intan Jaya, Nduga, Puncak, Yahukimo dan Jayawijaya, hingga kini belum selesai.
“Kenapa ada perang terus? Siapa oknum dibalik itu semua. Presiden harus tahu dan segera membuka dialog untuk mencari solusinya,” tandasnya.
Apalagi, kasus Fredy Sambo yang mencuat saat ini, ujar Apeniel Sani, harus menjadi pemicu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua, agar ulah oknum-oknum tertentu itu, mengakibatkan nama negara tercoreng.
“Nah, itulah bagaimana Presiden membuka dialog untuk mencari solusi terbaik, jangan sampai ada kematian, konflik dan pertikaian terus di Papua,” tukasnya.
Apeniel berharap Presiden Jokowi juga memperhatikan kesehatan di Papua, terutama RSUD Jayapura. Apalagi, saat ini, penuh dengan pasien yang berobat. Bahkan, antrian cukup panjang.
“Antriannya tadi saya lihat sampai 300 pasien, sampai kertas antrian habis sehingga ada warga yang tidak terlayani. Itu artinya ada yang harus dibenahi fasilitas kesehatan di Papua ini, terutama RSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan dan wajah kesehatan di Papua, namun jika pelayanannya seperti ini, ya kita sangat susah,” paparnya.
Apeniel mengaku sempat berdiskusi dengan paramedis di RSUD Jayapura terkait pasien yang cukup banyak dan operasi harus menunggu berhari-hari, tentu sangat membahayakan nyawa orang.
“Mereka sampaikan rujukan dari kabupaten banyak sekali. Nah, keluarga pasien yang dari kampung ini, juga tidak ada tempat, sehingga mereka berharap ada fasilitas yang lengkap, dokter yang memadahi, termasuk fasilitas ruang operasi, ruang rawat dan untuk keluarga atau pasien yang datang dari kampung atau rujukan,” ujarnya.
Ditambahkan, RSUD Jayapura butuh bangunan khusus untuk spesialis bedah dan tambahan dokter spesialis bedah yang saat ini masih sangat minim.
“Karena itu, Presiden Jokowi harus memperhatikan RSUD Jayapura, termasuk fasilitas dan SDM. Tidak bisa harapkan dana Otsus, karena sudah habis terbagi-bagi,” imbuhnya. (bat)
Respon (1)