JAYAPURA, Papuaterkini.com – Pernyataan Anggota DPR RI, Efendy Simbolon soal TNI menuai kontroversi. Meskipun, akhirnya Efendy Simbolon meminta maaf kepada para prajurit TNI di seluruh Indonesia.
Hanya saja, Ketua Kelompok Khusus DPR Papua, Jhon NR Gobai menilai bahwa apa yang disampaikan Efendy Simbolon soal kasus mutilasi terhadap 4 warga Nduga di Timika, harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI, khususnya mereka yang ditugaskan dan akan ditugaskan serta sedang bertugas di Papua.
“Sebab, orang Papua bukan binatang yang harus dipotong-potong seperti yang terjadi terhadap 4 orang warga Nduga di Timika. Ini point utamanya, seperti yang disampaikan oleh pak Efendi Simbolon, sebab kalau mutilasi orang itu tindakan yang tidak berperikemanusiaan,” kata Jhon Gobai, Kamis, 15 September 2022.
Untuk itu, pihaknya meminta agar pimpinan TNI dapat mengevaluasi kembali penempatan atau penugasan pasukan non organik di Papua dan mengevaluasi kembali pendekatan-pendekatan yang dilakukan TNI di Papua.
“Itu yang jauh lebih penting ketimbang kita memperdebatkan apa yang disampaikan Efendi Simbolon. Jadikan, apa yang disampaikan Efendi Simbolon sebagai bagian dari pengawasan Anggota DPR RI terhadap institusi TNI yang merupakan mitra Komisi I DPR RI,” ujarnya.
Menurutnya, hal-hal yang menjadi konsumsi internal dalam rapat Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI, tidak perlu dibawa keluar.
“Itu harus dijadikan sebagai bahan evaluasi dari institusi, apalagi disampaikan langsung kepada Panglima TNI,” tandasnya.
Ia meminta agar jajaran TNI dibawahnya tidak perlu memperpanjang perdebatan dalam ruang rapat menjadi blunder, karena point utama yang disampaikan Efendy Simbolon semata-mata untuk menjaga keutuhan NKRI, citra negara dimata Orang Papua dan citra negara Indonesia dimata dunia inetrnasional. (bat)