Gelar Muscab IV, Dua Kandidat Siap Bersaing Pimpin Peradi Kota Jayapura

Ketua SC Muscab IV Peradi Kota Jayapura, Stefanus Budiman dan Ketua OC Gabriel Naftali J Efin dan Dua Kandidat Ketua Peradi Pieter Ell dan Gustaf Kawer dalam pers conference di Hotel Horison, Kotaraja, Kota Jayapura.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – DPC Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Kota Jayapura menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) IV yang akan berlangsung di Hotel Horison Kota Jayapura, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Ketua Organizing Committee (OC)/Ketua Panitia Muscab Gabriel Naftali J. Epin menjelaskan jika persiapan Muscab IV bahwa sampai dengan malam ini kurang lebih persiapannya sudah hampir 90 persen. Sedangkan, 10 persennya tinggal menyesuaikan teknis pelaksanaan.

Menurutnya, persiapan Muscab IV DPC Peradi Kota Jayapura, tidak ada hambatan. Dimana masing – masing seksi masih bekerja dan rencananya akan melakukan gladi resik.

“Dari hasil konfirmasi kita dan juga panggilan Muscab yang terus kita laksanakan kurang lebih 192 anggota Peradi DPC Kota Jayapura. Kita harapkan pada saat pelaksanaan besok semuanya bisa hadir,” ujarnya.

Ketua Steering Committee (SC) Musyawarah Cabang (Muscab) IV DPC Peradi Kota Jayapura, Stefanus Budiman mengatakan, ada beberapa agenda penting dalam Muscab IV kali ini. Mulai dari pembukaan/ceremonial yang dilanjutkan dengan sidang pleno dibagi dalam empat bagian. Seperti pengesahan jadwal dan tata tertib Muscab.Kemudian Pleno Kedua, laporan pertanggung jawaban dari pengurus DPC Peradi Kota Jayapura periode 2017 – 2022. Sedangkan, Pleno ketiga akan dilakukan sidang komisi yakni terkait dengan program kerja, struktur dan tata kerja. Kemudian komisi tentang keuangan dan asset. Pleno keempat adalah pemilihan Ketua DPC Peradi Kota Jayapura periode 2022 – 2027 dan terakhir penutupan.

“Ada satu hal yang penting dan sudah diagendakan oleh SC dalam Muscab IV adalah kita akan mendudukkan kembali, DPC Kota Jayapura pada posisinya yang tepat,” katanya.

Untuk itu, Stefanus berharap semuanya berjalan lancar dan Muscab IV ini akan membuat sejarah baru di DPC Peradi Kota Jayapura.

“SC sudah merancang bahwa di Muscab IV ini, akan ada perubahan nomenclatur untuk DPC Peradi Kota Jayapura. SC sudah berunding dengan DPC bahwa kita akan merubah nomenclatur DPC Peradi ini dari yang sebelumnya DPC Peradi Kota Jayapura menjadi DPC Peradi Papua. Itu akan sahkan serta menjadi salah satu poin yang penting dalam Muscab keempat ini,” bebernya.

Stef, sapaan akrabnya mengimbau kepada seluruh anggota DPC Peradi Kota Jayapura yang secara resmi terdaftar untuk hadir dan mengikuti muscab ini.

“Kami berharap semua anggota untuk bisa mengambil bagian dalam Muscab kali ini. Muscab baru akan dilaksanakan lima tahun lagi. Kita tidak tau apa yang terjadi lima tahun kedepan. Jadi Muscab ke IV ini sebagai ajang konsolidasi, solidaritas dan kebersamaan sesama anggota Peradi Kota Jayapura,”tekannya.

Selain itu menjadikan Muscab IV ini sebagai ajang untuk memperbaiki dan menata kembali organisasi berhimpunnya para advokat ini. agar kedepannya menjadi organisasi yang professional, berwibawa dan berintegritas.

“Untuk masyarakat Papua kami mohon dukungannya agar acara Muscab Kota Jayapura dapat berjalan lancar dan tidak ada halangan,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam pers conference ini, juga dihadiri dua kandidat calon Ketua Peradi Kota Jayapura, Dr Pieter El, SH, MH dan Gustav Kawer, SH, MSi. Keduanya, menyatakan siap kalah dan siap menang dalam pemilihan Ketua DPC Peradi Kota Jayapura periode 2022 – 2027.

“Jadi pesta ini harus dihadapi dengan hati yang gembira. Karena hati yang gembira adalah obat,” tuturnya sembari tersenyum.

Pieter mengaku sangat berbahagia bisa duduk satu meja dengan balon lainnya, Gustaf Kawer. “Kami berdua sudah lama saling kenal dan sama – sama penggemar olahraga futsal,” ujarnya.

Pieter Ell diketahui mengenyam pendidikan dari SD, SMP dan SMA di Kota Injil Manokwari, Papua Barat. Ia menyelesaikan Pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih. Selanjutnya S2 dan S3 di Kota Makassar.

Perjalanan karirnya bermula di tahun 1996 sebagai seorang aktifis. Lalu ia bergabung dengan LBH Jayapura tahun 1997. Mendirikan Kontras Papua tahun 2000. Pieter juga harus membagi waktu dari seorang aktifis dan advokad.

Bahkan, Pieter mendirikan kantor pengacara di Jayapura yang diresmikan oleh Gubernur Papua kala itu, Barnabas Suebu tahun 2008. Setahun kemudian membuka cabang di Jakarta.  “Pekerjaan saya pengacara, dosen, curator dan juga pekerja seni,” ujarnya.

Secara singkat Pieter menjelaskan bocoran visi misinya yakni tidak memberikan janji akan tetapi hanya memberikan bukti.

Pietermengucapkan terima kasih kepada insan pers yang hadir dan semua anggota Peradi Kota Jayapura.

“Anggota kita ini momen yang jarang saya hadapi dan ikuti. Bagaimana kami advokat bisa bersatu dan mempunyai semangat yang luar biasa. Ini sesuatu yang saya sebagai anggota Peradi yang sudah 14 tahun, karena untuk kita di Jayapura, Papua organisasi advokat ini baru mulai di tahun 2008. Ini sesuatu yang luar biasa,” imbuhnya.

Untuk itu dirinya berharap kedepannya sebagai advokat yang tergabung di Peradi semakin solid memberikan bantuan hukum kepada masyarakat pencari keadilan terutama yang tidak mampu.

Sementara itu, kandidat nomor urut 2, Gustaf Kawer mengatakan jika diantara dirinya dan Pieter adalah yang menang. Maka akan didukung. “Saya pikir yang terbaik itu, itu yang ada didalam juga yang terbaik. Terbaik itu menjadi satu anggota dari satu organisasi dan tidak pindah kemana – mana. Tetap di Peradi Otto Hasibuan,” katanya.

Sama halnya dengan Pieter. Gustaf yang kerap disapa GK mengaku dirinya dan Pieter sama – sama mantan pengurus LBH Jayapura. Namun, setelah Pieter Ell keluar, ia baru masuk di LBH Jayapura. Begitupun di tim futsal para lawyers Jayapura ini. Pieter  Ell sebagai  Manager dan dirinya sebagai wakil manager.

“Kali ini Pak Pieter maju dan saya juga maju. Tetapi nanti besok yang tentukan. Saya pikir nanti teman – teman pilih yang terbaik. Entah saya atau Pak Pieter ini untuk kebaikan Peradi kedepan,” ujarnya.

Gustaf Kawer menempuh studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih. Kemudian melanjutkan S2 setelah mendapatkan beasiswa dari Ford Foundation di Magister of Conflict, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sekembalinya dari studi, dirinya terlibat dalam koalisi masyarakat sipil untuk penegakkan hukum dan HAM. Tahun 2017 dirinya bersama sejumlah pengacara mendirikan Perkumpulan Pengacara HAM untuk Papua. Dalam perjalanan dirinya juga berpraktek sebagai seorang pengacara.

“Untuk pengacara saya start mulai dari tahun 2007 dan saya Angkatan pertama yang test Peradi di Jakara. Jadi sebelumnya itu testnya lewat Pengadilan Tinggi, PKPA di Jakarta, ujian profesi di Jakarta. Lulus dari Jakarta dan sumpah dari Jakarta. Itu pengalaman saya dari organisasi advokat,” ungkapnya.

Gustaf menambhakan, di dalam organisasi profesi, awal kemandirian adalah contoh yang baik bagi organisasi advokat, sehingga ia menganggap bahwa Peradi adalah rumah bersama. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *