Tumbuhkan Ekonomi Kampung, DPMK dan OAP Papua Latih dan Bantu Kelompok Usaha

Kepala DPMK dan OAP Provinsi Papua Yopi Murib, SE, MM didampingi Peneliti Drs I Made Budi menyerahkan alat pengolahan hasil pertanian kepada kelompok usaha masyarakat di kampung, Sabtu, 3 Desember 2022.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dalam rangka menumbuhkan ekonomi rakyat di kampung, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Orang Asli Papua (DPMK dan OAP) Provinsi Papua menggelar pelatihan sekaligus memberikan bantuan alat pengolahan kopi, sagu, padi, pisang, mangga dan usaha ikan kepada kelompok usaha masyarakat.

Pelatihan untuk kelompok usaha masyarakat dari Kabupaten Jayapura, Sarmi, Kepulauan Yapen, Merauke dan Puncak Jaya ini, DPMK dan OAP Provinsi Papua bekerjasama dengan Peneliti asal Uncen Jayapura, Drs I Made Budi yang berlangsung selama 2 hari, 2 – 3 Desember 2022.

Kepala DMPK dan OAP Provinsi Papua, Yopi Murib, SE, MM mengatakan, jika pihaknya dalam tahun 2022 ini, telah melakukan pelatihan sekaligus pemberian bantuan peralatan pengolahan produk unggulan Papua sebanyak 2 kali.

“Sebenarnya kegiatan pelatihan ini tiga kali, namun kami gabung menjadi 2 kali. Yang pertama dengan dana bersumber dari APBD Induk Provinsi Papua dan kedua bersumber dari APBD Perubahan 2022, apalagi pada APBD Perubahan ini diberikan anggaran yang lumayan,” kata Yopi Murib usai Penutupan Pelatihan di bengkel milik Peneliti I Made Budi di Waena, Heram, Kota Jayapura.

Kepala DPMK dan OAP Provinsi Papua Yopi Murib saat mengecek beras yang dihasilkan dari mesin pengolahan padi pada pelatihan di Waena, Sabtu, 3 Desember 2022.

Untuk itu, kata Yopi Murib, DPMK dan OAP tetap fokus memberikan pelatihan dan bantuan peralatan pengolahan kepada kelompok usaha masyarakat yang memang sudah berjalan dan memiliki potensi besar untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan terutama orang asli Papua.

Bantuan peralatan pengolahan itu, berupa mesin pengolahan kopi, sagu, pisang, mangga dan padi. Namun, sebelum memberikan pelatihan dan pemberian bantuan mesin pengolahan itu, DMPK dan OAP melakukan survey terlebih dahulu sesuai dengan potensi yang ada di kampung tersebut.

“Kita terus dan terus melakukan pelatihan dan bantuan kepada masyarakat, karena selalu saya katakan bahwa jika menghadirkan teknologi yang besar, itu butuh waktu. Kalau pun itu dilakukan, ya tidak apa silahkan saja oleh pemerintah. Namun, tugas kami khusus DPMK dan OAP tetap memperberdayakan masyarakat yang ada di kampung melalui kelompok – kelompok usaha yang ada di kampung-kampung sesuai dengan potensi hasil bumi, misalnya padi ya kita bantu mesin pengolahan padi, jika ada potensi unggul kopi ya kami bantu mesin pengolahan kopi,” ujarnya.

Yopi mengatakan jika DPMK dan OAP berupaya menumbuhkan ekonomi rakyat di kampung-kampung dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mengembangkan usaha masyarakat di kampung.

“Di sisi lain, kami juga mengenalkan teknologi yang sederhana dan mudah dioperasionalkan oleh masyarakat di kampung untuk mengolah hasil bumi mereka, sehingga lebih efisien dan menguntungkan, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat kampung, apalagi tujuan akhir kita adalah peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Diakui, pelatihan dan pemberian bantuan mesin pengolahan hasil bumi kepada kelompok usaha masyarakat ini, ternyata disambut positif dan animo masyarakat tinggi oleh masyarakat.

“Kami berharap agar ada penambahan anggaran untuk program pelatihan dan pemberian bantuan mesin pengolahan kepada kelompok – kelompok usaha masyarakat yang ada di kampung ini. Kami harap bapak gubernur, bapak sekda dapat melihat reaksi dari masyarakat yang ingin sejahtera melalui program ini sesuai dengan tugas pokok kami, sehingga perlu didorong tambahan anggaran,” imbuhnya.

Sementara itu, Peneliti Drs I Made Budi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada DPMK dan OAP Provinsi Papua, karena sebagai peneliti lokal dan pengajar lokal dipercaya untuk memberikan pelatihan sekaligus menggunakan teknologi yang diciptakannya.

Kepala DPMK dan OAP Provinsi Papua Yopi Murib bersama peneliti Drs I Made Budi mengecek mesin pengolahan sagu pada pelatihan di Waena, Sabtu, 3 Desember 2022.

“Kita tahu persis dengan pengalaman 36 tahun mengajar di Papua, saya tahu persis Papua terutama isi sumber daya alamnya. Untuk itulah, muncul untuk membuat teknologi, karena biar bagaimanapun hebatnya SDA, jika tanpa teknologi ya pasti lambat perkembangannya terutama pengolahan hasil bumi rakyat Papua,” katanya.

Untuk itu, pihaknya termotivasi menciptakan mesin pengolahan hasil pertanian, apalagi teknologi itu diciptakan sesuai dengan karakteristik lokal Papua.

“Diserdahanakan, namun tidak mengurangi kwalitas. Bahkan, untuk pengolahan kopi, kami sudah ciptakan untuk mesin pengemasannya yakni kopi saset. Sebab, jika dijual per gram atau kilogram, akan kesulitan menjualnya atau lambat karena harganya lumayan, sehingga jika dibuat sasetan misalnya Rp 2 ribu, maka akan lebih mudah terjual. Nah, ini satu strategi dan inovasi itu penting,” jelasnya.

Yang jelas, imbuh Made, dengan teknologi yang dibuatnya tersebut, simpel dan mudah dioperasionalkan oleh masyarakat di kampung, termasuk untuk pengolahan sagu mulai dari parut hingga peras dimana per 6 jam bisa mendapatkan 30 karung.

“Jika sudah lancar dan pengalaman, bisa dapat 40 karung. Bayangkan 1 karung harga Rp 200 ribu, kalau dapat 30 karung maka masyarakat bisa dapat Rp 6 juta per hari. Dan ini kita sebagai peneliti lokal tahu persis apa yang dibuat itu dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya. (bat)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *