Fenomena Langka, Tim Falakiyah Papua Lakukan Pengamatan Hilal di Biak Bersamaan Gerhana Matahari Total

banner 120x600
banner 468x60

Ketua Tim Falakiyah Provinsi Papua, Hendra Yulia Rahman (tengah)

BIAK, Papua terkini.com- Pemantauan hilal 1 Syawal 1444 H di pantai belakang Hotel Nirmala, Kota Biak Papua dilaksanakan Tim Falakiyah Provinsi Papua.

Hasilnya, penampakan hilal tidak teramati dari posisi yang dinilai ideal ini. Penyebabnya, selain ketinggian hilal memang masih di bawah satu derajat, sedikit mendung dan adanya penghalang (obstacle), hilal Syawal di Biak, Papua, belum terlihat.

Pada hari yang sama, observasi hilal diwarnai antusiasme warga memadati tempat yang sama, menyaksikan gerhana matahari total melewati Biak.

“Tidak bisa kami lihat, jadi jatuhnya Idul Fitri 22 April 2023. Karena seperti disampaikan Rasul, “Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal (bulan Ramadhan), dan jangan berbuka sampai melihatnya lagi (hilal bulan Syawal).

Jika bulan tersebut tertutup awan, maka sempurnakan bulan tersebut sampai tiga puluh.

”Sebagaimana diberitakan sebelumnya Hendra memaparkan bahwa konjungsi akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023, sekitar pukul 13:12 WIT. Matahari terbenam sekitar pukul 17:33.

“Ketinggian hilal masih di bawah 1 derajat atau sekitar 0.75 derajat. Elongasi sekitar 1derajat 45 menit. Sedangkan untuk tinggi derajat hilal di atas ufuk berdasarkan kesepakatan MABIMS minimal 3 derajat, dan elongasi minimal 6 derajat 45 menit, jadi (hilal) masih jauh (pada hari ini.

Hal ini dikuatkan penjelasana Kepala Stasiun Meteorologi Biak, Lui Agung Prasaja. “Hasil pengamatan hilal di Biak, pada kenyataan, pada observasi yang kita gunakan dengan dua teropong hilal, pada posisi terakhir, memang horizon memang terdapat sedikit obstacle (penghalang), yaitu bukit dan sedikit berawan. Tapi memang pada dasarnya karena masih di bawah 1 derajat maka kemungkinan besar tidak terlihat karena bias dari matahari masih Panjang.

”Adapun Kakanwil Kemenag Papua Pdt. Klemens Taran, menyitir Surat Edaran Menteri Agama tentang penyelenggaraan Hari Raya Idulfitri 1444 H/2023 M. Kata Kakanwil, melalui SE Nomor 05 tahun 2023 ini, diantaranya Menag mengimbau umat Islam menjaga ukhuwah Islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Syawal 1444 H/2023 M.

Demikian halnya dengan takbiran keliling yang diimbau memperhatikan kearifan lokal. Untuk diketahui, edaran Menag ini juga mengatur bahwa Takbiran Idulfitri dapat dilaksanakan di semua masjid, musala, dan tempat-tempat lain.

Namun demikian, pelaksanaannya tetap mengikuti Surat Edaran Menteri Agama No 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Selain itu pelaksanaan shalat Idulfitri harus memperhatikan protokol kesehatan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor, Markus O. Mansnembra, menyampaikan terima kasih atas ditunjuknya Kabupaten Biak Numfor sebagai tempat pemantauan hilal yang bersamaan dengan momentum gerhana matahari total.

“Sesuai kebijakan Bapak Bupati, takbiran keliling umat muslim Sebagaimana telah disepakati, pada tanggal 21 malam, akan diikuti semua unsur semua agama, turut hadir merayakan kemenangan umat muslim, dipimpin langsung oleh Bapak Bupati”, jelasnya.

Pada kesempatan ini, Kepala Kemenag Biak Numfor Rolland Saubani Abidondifu juga menyatakan rasa bangga atas kehormatan sebagai tuan rumah pelaksanaan pemantauan hilal yang tahun ini bersamaan dengan gerhana matahari hibrida, yang teramati sebagai gerhana matahari total di Biak.

Keputusan 1 Syawal, tentu akan mengacu pada hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama RI, dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kamis (20/04/2023) pukul 18.15 WIB diikuti Komisi VIII DPR RI, pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama. Agenda sidang Isbat juga mencakup Seminar Posisi Hilal pada pukul 17.00 WIB, dan Konferensi Pers Penetapan 1 Syawal 1444 H.

Hendra mengutip Q.S. Anissa ayat 59, yang artinya _“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati Rasul-Nya dan Ulil Amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

“Ini adalah salah satu bentuk taat kita pada pimpinan, pemerintah kita dengan bersabar menunggu sidang isbat tersebut (untuk mengetahui keputusan 1 Syawal).

Lui Agung Prasaja, menegaskan bahwa sudah biasa mensuport rukiyatul hilal disamping pengamatan gerhana matahari. BMKG menurunkan 2 tim. Tim Pendamping Rukyatul Hilal dari BMKG Pusat, dan Balai Besar Wilayah V Jayapura.

“Pada prinsipnya BMKG tetap mensuport kegiatan rukiyatul hilal dengan harapan semoga bermanfaat bagi umat,” tegasnya.

Pemantauan hilal 1 Syawal di Kota Biak ini diikuti oleh unsur FORKOPIMDA, ormas Islam, Kementerian Agama Kabupaten Biak Numfor, selain pelaksana rukyatul hilal dari Tim Falakiyah Papua.

Menurut Ketua Tim Falakiyah Provinsi Papua, Hendra Yulia Rahman, pengamatan atau rukyat di pantai di Biak dipilih, karena beberapa alasan.

Pertama, pantai tersebut langsung terhubung dengan Samudera Pasifik, lepas, tanpa ada halangan dari pulau lain, sehingga tidak ada penghalang ketika mengamati hilal.

Kedua, di bulan April posisi matahari berada di arah Utara, sehingga lebih mudah untuk melihat hilal.

Ketiga, berdasar prakiraan BMKG, cuaca memungkinkan untuk rukyat, lebih cerah untuk melakukan rukyat. Keempat, karena bertepatan dengan adanya gerhana matahari hibrida, yang terlihat sebagai gerhana matahari total di Biak, jadi sekalian dengan pengamatan gerhana matahari. Untuk diketahui, para peneliti dan ilmuwan dari berbagai Lembaga telah hadir di Biak untuk mengamati fenomena astronomi langka ini.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *