Pengejaran KKB di Nduga, Yan Mandenas: Jangan Korbankan Rakyat Sipil

Anggota Komisi I DPR RI, Yan P Mandenas, SSos, MSi.
banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA, Papuaterkini.com – Situasi keamanan dengan terjadinya kontak tembak di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan yang dilaporkan mengakibatkan 6 orang aparat keamanan tewas dan dikabarkan 9 orang disandera, disikapi Anggota Komisi I DPR RI Yan P Mandenas, SSos, MM.

“Menyikapi situasi keamanan di Nduga, pertama menyampaikan turut berduka cita mendalam atas jatuhnya korban 6 orang aparat keamanan meninggal dunia dan 21 orang belum diketahui nasibnya. Ini berdasarkan informasi yang berkembang di beberapa group watshapp,” kata Yan Mandenas, Senin, 17 April 2023.

Politisi Partai Gerindra ini berharap agar aparat TNI dan Polri yang melakukan operasi di Nduga lebih mengedepankan kehati-hatian dalam melakukan pengejaran terhadap KKB, karena ia melihat bahwa ada informasi bahwa rakyat sipil yang dikorbankan dari kegiatan penyisiran yang dilakukan aparat TNI dan Polri di Kabupaten Nduga.

“Saya pikir situasi penyisiran yang mengakibatkan rakyat sipil menjadi korban itu hanya menimbulkan dendam dan konflik di masa depan lagi. Jadi, jika penanganan penyelesaian seperti ini, saya pikir tidak akan menyelesaikan masalah di Papua. Pasti akan terus menerus bergejolak, karena aksi balas dendam akan terus dilakukan oleh warga sipil di Papua khususnya di Nduga dan beberapa daerah konflik,” jelasnya.

“Sebab, aksi penyiksaan yang saya dapatkan dari laporan masyarakat selain dari Kabupaten Nduga dan Intan Jaya dan Puncak. Penyisiran boleh saja dilakukan, tapi harus mempunyai target dan sasaran yang jelas. Tidak hanya mendapatkan misalnya rumah warga ada gambar bintang kejora, kemudian disikat, itu harus perlu dibedakan. Nah, jika mendapatkan indikasi jika masyarakat menyimpan bendera bintang kejora, direkomendasikan ke proses hukum saja itu akan lebih elegan, ketimbang kita menyiksa masyarakat dan menunjukkan ke publik dengan berbagai macam tindak kejahatan yang dilakukan dihadapan rakyat, itu kurang etis juga, sehingga hal itu akan terus menimbulkan konflik di masa depan,” sambung Yan Mandenas.

Yan Mandenas juga berharap aparat keamanan baik TNI maupun Polri lebih profesional dalam upaya melakukan pengejaran terhadap kelompok KKB, namun tidak mengorbankan masyarakat.

Sebab, Yan Mandenas melihat operasi-operasi yang dilakukan di Papua dari waktu ke waktu yang dilakukan, namun belum mampu memutuskan mata rantai dari kelompok-kelompok KKB, karena aksi balas dendam terus dilakukan sehingga regenerasi kelompok KKB itu terus berlanjut.

“Nah, kita sama-sama ingin Papua harus aman dan damai, tapi perlu harus strategi yang baik. Bukan saja dengan melakukan operasi, tapi semua elemen lembaga atau institusi negara ini harus meninggalkan ego, tapi mari bersama-sama duduk dan mencari solusi siapa melakukan apa? dan masyarakat juga harus menerima bentuk perhatian yang kita lakukan, selain kebijakan Otsus dan Pemekaran yang sudah dilakukan,” ujarnya.

Menurutnya, penanganan konflik di Papua bukan saja ditangani di tingkat grass root atau akar rumput, tapi sesuai cluster kelompok masyarakatnya, dari tingkat akar rumput, generasi muda, tokoh masyarakat, tokoh agama, elit-elit politik dan pemerintah mulai kabupaten, provinsi hingga pusat.

Dengan demikian, kata Yan Mandenas, bisa memikirkan solusi bersama dengan sebuah kesepakatan-kesepakatan dan win win sulotion yang diberikan untuk mendorong agar situasi di Papua lebih konsusif.

“Saya pikir saat ini dari waktu ke waktu situasi intensitas konflik semakin meningkat. Nah, sebenarnya ini ada apa? Harus perlu kita koreksi betul. Sebab, saya melihat konflik ini tidak bakalan selesai. Jadi, mungkin harus ada cara lain yang harus kita lakukan. Saya berharap aparat juga lebih berhati-hati dalam melakukan operasi. Jangan sampai aparat kita yang menjadi korban lebih banyak, apalagi ada indikasi kelompok KKB melakukan perampasan terhadap senjata dan amunisi yang dibawa aparat, ini akan kembali mencelakakan kelompok-kelompok KKB dengan cara mereka bertempur, karena tentu mindset mereka siap tempur dan siap mati untuk melawan pasukan kita yang melakukan operasi di Nduga dan lainnya,” paparnya.

Mantan Anggota DPR Papua ini berharap pasukan TNI dan Polri mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan operasi dan mengindentifiasi terlebih dahulu sasaran, kemudian melakukan penyerangan dengan tepat.

“Namun, mereka harus menguasai wilayah dan geografis wilayah, baru kemudian melakukan penyerangan dan penangkapan terhadap kelompok-kelompok KKB yang eksis di Papua, sehingga dengan begitu aparat TNI dan Polri tidak jatuh korban lagi seperti saat ini. Saya sebagai anggota Komisi I DPR RI dari Dapil Papua sangat prehatin dengan situasi saat ini dan saya berharap situasi ini kita harus segera mencari solusi bersama-sama untuk mengakhiri konflik di Papua,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *