Insiden Pengusiran Tokoh di Ruang Rapat Plh Gubernur Dinilai Tak Etis, Piter Kwano Minta Diklarifikasi

Anggota DPR Papua Piter Kwano dalam suatu kesempatan pada sidang paripurna.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Insiden pengusiran terhadap tokoh adat yang diduga dilakukan Ketua Forum Intelektual Muda Wilayah Tabi – Saireri di ruang rapat Plh Gubernur Papua, yang videonya sempat viral, ditanggapi serius Anggota DPR Papua, Piter Kwano.

Anggota Kelompok Khusus DPR Papua ini menilai pengusiran terhadap tokoh adat dalam pertemuan bersama Plh Gubernur Papua itu, sangat tidak etis.

“Saya merasa sedikit terganggu, karena disana adek saya dan teman-teman, Yulianus Dwaa meminta kepada beberapa tokoh adat atau pejabat yang ada untuk meninggalkan ruangan itu, karena pertemuan itu merupakan pertemuan Forum Intelektual Muda Tabi – Saireri dengan Plh Gubernur. Pertanyaan saya, Forum Intelektual Muda Wilayah Tabi – Saireri itu dibuat kapan? dan untuk apa? Sebab, sebagai anak Tabi, tidak pernah mendengar forum ini,” kata Pieter Kwano.

Terlepas dari kepentingan itu, Piter Kwano menegaskan bahwa Forum Intelektual Muda Tabi – Saireri itu, tidak mewakili anak atau tokoh – tokoh Tabi – Saireri, tapi itu hanya sekelompok orang saja. Sebab, tindakan yang mereka lakukan di ruang rapat Plh Gubernur itu, sangat menciderai tata krama dan bukan adat istiadat orang Tabi – Saireri.

“Orang Tabi – Saireri tidak punya adat istiadat seperti itu. Jika mengusir tokoh-tokoh itu, kami sangat kecewa, karena itu menciderai nilai-nilai adat orang Tabi – Saireri. Kami orang Tabi – Saireri kami hidup dengan suku mana saja dan kami tidak pernah melakukan seperti itu. Kami menyelesaikan masalah, itu ada tata caranya. Tidak bisa main usir, itu tidak boleh,” kata Piter Kwano, anggota DPR Papua dari wilayah adat Tabi ini.

Untuk itu, Piter Kwano yang juga Wakil Ketua Komisi V DPR Papua ini meninta Ketua Forum Intelektual Muda Tabi – Saireri untuk mengklarifikasi terkait insiden di ruang rapat Plh Gubernur itu dan meminta maaf kepada tokoh-tokoh yang diusir keluar dari ruangan itu.

“Sebab, itu sangat menciderai persuadaraan sesama anak Papua. Sebelum berkembang kemana-mana, sebagai senior dan kakak, saya minta kepada adek Yulianus Dwaa agar tidak merambat kemana-mana,” ujarnya.

Dengan kejadian insiden itu, Piter Kwano berharap kepada anak-anak Tabi – Saireri ketika melakukan sesuatu agar mempertimbangkan lebih matang dulu, sehingga tidak membuat orang lain kecewa atau membuat penafsiran salah bagi banyak orang.

“Sebab, kami masih membuktikan bahwa kami masih hidup bersama sampai hari ini di bawah Provinsi Papua. Pemekaran baru kemarin, jangan pisah-pisahkan itu,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *