Kunjungi Karamba Kepiting Aifa Community Waropen, Yunus Wonda: Pemerintah Harus Bantu Ekonomi Rakyat

Wakil Ketua I DPR Papua, Dr Yunus Wonda, SH, MH bersama Anggota Komisi I Yonas Alfons Nussi dan Anggota Komisi II Kope Wenda dan Ketua Aifa Community Vilo Bubuy menunjukan kepiting yang ditampung di Karamba, Sabtu, 9 September 2023.
banner 120x600
banner 468x60

WAROPEN, Papuaterkini.com – Dalam kunjungannya ke Distrik Demba, selain melihat infrastruktur di daerah ini, Wakil Ketua I DPR Papua, Dr Yunus Wonda, SH, MH bersama rombongan juga menyempatkan diri meninjau Karamba atau Tempat Penampungan Kepiting yang dikelola Aifa Community di Muara Kali Demba, Sabtu, 9 September 2023, setelah bermalam di Distrik Demba.

Wakil Ketua I DPR Papua, Yunus Wonda didampingi Ketua Komisi IV DPR Papua, Arnold Walilo, Wakil Ketua Komisi IV, Thomas Sondegau, Anggota Komisi I, Yonas Alfons Nussi dan Anggota Komisi II, Kope Wenda melihat langsung karamba atau tempat penampungan kepiting yang dibuat dari papan kayu dan rumah singgah nelayan yang baru dibangun.

Terlihat ratusan kepiting masih hidup ditempatkan di karamba atau penampungan ini, yang dibeli langsung dari masyarakat, sebelum dijual ke Jayapura atau Serui.

“Jadi, karamba ini tempat penampungan kepiting yang kami beli dari masyarakat. Sebelum kita jual, semua kita tampung disini. Setelah cukup banyak, kami baru jual ke Jayapura,” kata Ketua Aifa Community, Vilo Bubuy.

Ia pun mengapresiasi kepada pimpinan DPR Papua bersama rombongan yang bisa melihat langsung karamba atau tempat penampungan kepiting sebelum dijual ke Jayapura atau daerah lain.

Diakui, Aifa Community telah memulai untuk mencoba menjual kepiting yang dikumpulkan dari masyarakat dari beberapa kampung di Distrik Demba ini. Bahkan, pihaknya telah menjual sebanyak 250 kilogram kepiting hidup ini ke Jayapura.

“Karena penjualan kepiting ini bagus, membuat kami semangat. Kita kirim awal sebanyak 250 kilogram. Ke depan lagi, kami akan berusaha secara kontinue membeli kepiting dari masyarakat dan memasarkannya ke berbagai restoran di Kota Jayapura,” ujarnya.

Dengan adanya usaha penjualan kepiting bakau ini, tentu akan membantu ekonomi masyarakat. Sebab, masyarakat tidak kesulitan lagi menjual kepiting, karena ada penampung atau pembeli, dimana setiap kilogramnya yang rata-rata berisi 3 kepiting dibeli dengan harga Rp 25 ribu.

“Mereka tidak perlu lagi menjual kepiting ke pasar. Tapi, sekarang setidaknya mereka datang langsung dapat uang dari kepiting ini. Sebab, kami sudah menjualnya ke Kota Jayapura,” ujarnya.

Vilo mengungkapkan jika setelah kepiting dikumpulkan dari masyarakat, pihaknya mengirimkan ke Kota Jayapura dan melibatkan para mahasiswa yang studi di Kota Jayapura untuk membantu memasarkan kepiting ini ke sejumlah restoran yang ada.

Untuk itu, ia berharap dengan kunjungan pimpinan dan anggota DPR Papua ini bisa membantu mengembangkan usaha ini dan ada perhatian dari Pemprov Papua terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.

“Terus terang kami di sini belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemkab Waropen. Nah, kami coba mengembangkan usaha ini terlebih dahulu sehingga ada perhatian dari Pemprov Papua untuk membantu kami,” imbuhnya.

Wakil Ketua I DPR Papua, Dr Yunus Wonda, SH, MH mengapresiasi para pemuda yang tergabung dalam Aifa Community yang berusaha melirik usaha penjualan kepiting yang menjadi potensi di daerah Demba ini.

“Para pemuda ini membantu ekonomi masyarakat di kampung dengan menjual kepiting ini. Dengan membeli kepiting dari masyarakat ini, paling tidak ada perputaran uang di kampung, ini tentu luar biasa dilakukan para pemuda ini,” kata Yunus Wonda.

Menurutnya, dengan potensi kepiting yang cukup besar di Demba ini, mestinya Pemkab Waropen harus memperhatikan dan mendukung para pemuda yang mengembangkan usaha kepiting. “Saya berharap Pemkab Waropen melihat potensi yang besar ini, memberikan dukungan dan memberi modal,” ujarnya.

“Saya bisa hadir dan melihat anak-anak muda mengembangkan potensi kepiting ini dengan semangat, kami atas nama pimpinan DPR Papua sangat memberi apresias, karena anak-anak muda dengan semangat sehingga masyarakat bisa mendapatkan penghasilan. Kami harap Pemkab Waropen melihat anak-anak muda ini, karena berusaha menolong warga kampung mereka,” sambungnya.

Soal model penjualan kepiting yang dikembangkan Aifa Community ini, yakni dengan melibatkan para pemuda yang mengumpulkan dan membeli kepiting dari masyarakat, kemudian ditampung di karamba atau tempat penampungan ini, kemudian mengirim ke Kota Jayapura dan melibatkan para mahasiswa dari Waropen untuk menjual atau memasarkan kepiting ke beberapa restoran di Kota Jayapura, lanjut Yunus Wonda, tentu saja bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

“Memang harus memulai usaha ini. Kadang harus mulai dulu baru orang mau melihat. Kalau tidak memulai dan mengharap bantuan, tentu akan tinggal rencana saja. Kalau sudah memulai, pasti akan ada jalan. Kami tidak suka memberi janji, namun kami sudah lihat dan tahu usaha ini,” tandasnya.

Yunus berharap usaha kepiting yang dikembangkan Aifa Community ini harus menjadi atensi bagi Pemkab Waropen terutama dinas terkait.

“Kami pasti akan memberikan dukungan kepada Aifa Community ini. Saya sendiri saya sudah pesan setiap kali bawa kepiting, paling tidak 1 coolbox harus bawa ikan sembilan untuk saya di Jayapura untuk saya makan, karena saya tidak bisa makan kepiting karena saya asam urat. Itu pasarannya jelas, harus kita mulai dan terus memberikan perhatian,” imbuhnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR Papua, Kope Wenda menyarankan kepada Aifa Community untuk membuat legalitas kelembagaan dari komunitas ini, agar diperhatikan oleh instansi terkait. Sebab, untuk mendapatkan bantuan.

“Kami pesan agar dibuat akta notarisnya atau legalitas dari usaha ini. Setelah ada legalitas itu, kami akan mengundang Dinas Kelautan dan Perikanan agar mereka bisa turun langsung melihat usaha ini dan dapat membantu,” imbuhnya.

Anggota Komisi I DPR Papua, Yonas Alfons Nussi mengapresiai Wakil Ketua I DPR Papua rombongan yang telah datang meninjau usaha karamba atau penampungan kepiting yang dikembangkan oleh Aifa Community. Meski, mereka buka berasal dari daerah pemilihannya.

“Sebagai penasehat anak-anak kita, secara administrasi atau akta notaris sedang kami siapkan dalam rangka untuk melindungi usaha-usaha yang dilakukan saat ini. Apa yang disampaikan pimpinan DPR Papua, kami berikan apresiasi. Seorang pemimpin Papua bisa hadir ditengah-tengah kehidupan rakyat, meksi bukan daerah pemilihannya. Namun, sebagai pemimpin rakyat mereka telah terpanggil untuk datang melihat, bukan ke Waropen saja, tetapi kabupaten lain di Papua, dimana-mana tempat ketika rakyat membutuhkan, pemimpin rakyat Dr Yunus Wonda selalu hadir untuk rakyatnya,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *