Peniliti Dunia Sambangi DPRP, Ungkap Ada 72 Ribu Koleksi Serangga di Papua

banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Para peniliti dari 7 negara di dunia menyambangi kantor DPR Papua, Jumat, 6 Oktober 2023. Mereka diterima langsung Wakil Ketua III DPR Papua, Yulianus Rumbairussy, SSos, MM bersama sejumlah anggota DPR Papua dan Sekretaris DPR Papua, Dr Juliana J Waromi, SE, MSi di Aula Lantai 13 Gedung II DPR Papua.

Para peniliti ini dari Papua Insect Foundation Roberth de Vos yang didampingi Ketua Kelompok Serangga Papua, Dawiyaa ini, sempat mengungkapkan hal yang mengejutkan soal serangga di Tanah Papua.

Sebab, Papua memiliki koleksi serangga yang merupakan hasil dari koleksi Br Henk van Mastright yang telah meninggal dunia pada tahun 2015. Henk van Mastright datang ke Papua sebagai bruder di Gereja Katholik di APO, Kota Jayapura pada tahun 1975.

Selain bertugas sebagai bruder di Gereja Khatolik APO Kota Jayapura, Henk van Mastright juga melakukan koleksi serangga yang berasal dari hampir di seluruh Tanah Papua. “Sampai akhirnya, sebelum beliau meninggal pada tahun 2015, koleksi yang beliau buat sudah mencapai 72.000 ekor serangga,” ungkap Roberth de Vos.

Sebelum Br Henk van Mastright meninggal dunia, ia sempat mengunjungi Jurusan Biologi, Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura untuk menyerahkan puluhan ribu koleksi serangga miliknya yang dikoleksinya selama 40 tahun tersebut.

“Setelah beliau meninggal, koleksi serangga yang diserahkan ke Uncen Jayapura itu, kini makin terkenal lagi,” ujarnya.

Br Henk van Mastright berteman dengan Roberth de Vos, Ketua Papua Insect Foundation sudah lebih dari 20 tahun dan melakukan survey dan penilitian bersama Kelompok Serangga Papua di Papua bersama mahasiswa sudah berjalan cukup lama.

“Saya sudah ke 9 kalinya datang ke Papua. Ternyata koleksi serangga yang ditinggalkan Br Henk van Mastright makin terkenal dan itu menarik ilmuwan terutama penilti serangga dan seluruh dunia,” jelasnya.

Papua Insect Foundation kali ini melakukan survey serangga di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua yang diikuti 20 peniliti serangga dari 7 negara di dunia, seperti Belanda, Portugis, Jerman, Itali, Francis, Norwegia dan Amerika Serikat.

“Ini sebenarnya legasi yang ditinggalkan Br Henk van Mastright ini luar biasa untuk kemajuan Uncen, sebab mereka memberikan kuliah dan mahasiswa maupun dosen belajar hal hal baru dalam mengoleksi serangga, setelah itu diaplikasikan di lapangan, sehingga mereka dapat pengalaman dalam penilitian. Dan lewat kolaborasi ini juga memberikan kesempatan kepada anak anak Papua untuk melanjutkan sekolahnya di luar negeri dan mereka akan mendukung,” ujarnya.

Sebelum meninggal, Br Henk van Mastright sempat berharap agar pemerintah membuat museum serangga Papua, tentu akan melestarikan serangga yang ada di Papua. “72 ribu spesimen serangga itu adalah koleksi serangga terbesar dan sangat penting di dunia. Bahkan, kali ada mahasiswa yang menyelesaikan tugas tesisnya dengan meniliti serangga ini dari New York Univercity. Tentu kita berbangga, biasanya kita pergi keluar negeri untuk melakukan penilitian ini, sekarang orang luar negeri datang ke Uncen karena adanya koleksi keanekaragaman hayati terutama flora dan fauna khususnya serangga, yang kebanyakan belum diteliti,” ungkapnya.

Untuk itu, Roberth de Vos menyarankan kepada Pemprov Papua melalui DPR Papua untuk membuat Musem Serangga Papua tersebut.

Wakil Ketua III DPR Papua, Yulianus Rumbairussy, SSos, MM mengaku kaget dengan adanya koleksi puluhan ribu serangga hasil koleksi Br Henk van Mastright yang kini berada di Jurusan Biologi Uncen Jayapura.

“Saya sendiri kaget jujur kaget ternyata kita punya koleksi serangga mencapai 72 ribu. Ini luar biasa,” kata Yulianus Rumbairussy.

Yulianus Rumbairussy berharap warisan yang ditinggalkan oleh Br Henk van Matright tersebut dapat dijaga dengan baik, dengan membuatkan museum serangga. “Mari sama sama kita kawal, minimal membuatkan ruang yang layak dengan berkoordinasi bersama Fakultas MIPA khususnya jurusan Biologi Uncen Jayapura bagaimana kita untuk membuat ruangan yang layak,” katanya.

Sekretaris DPR Papua, Dr Juliana J Waromi, SE, MSi didampingi Wakil Ketua III DPR Papua, Yulianus Rumbairussy, SSos, MM menyerahkan cinderamata kepada dua orang peniliti yang merupakan anak dari perancang gambar gedung lama DPR Papua.

Sebelumnya, Yulianus Rumbairussy menyampaikan selamat datang ke Kantor DPR Papua kepada para peniliti dari 7 negara. Ia mengungkap bahwa Papua memiliki kekayaan keanekaragaman hayati termasuk flora dan fauna, termasuk keindahan alam di Tanah Papua yang tak dimiliki daerah lain di Indonesia, bahkan di dunia.

Yulianus Rumbairussy mengapresiasi kedatangan dua peniliti dalam rombongan ini, yang ternyata merupakan anak dari seorang perancang gambar gedung lama DPR Papua, yang dibangun 59 tahun lalu yang sampai sekarang masih berdiri kokoh.

“Kami mendengar bapak ibu sebagai tim peneliti serangga dari beberapa negara yang datang ke Papua dengan tujuan melakukan penelitian serangga di Papua. Tapi apapun kami percaya sejak dulu, hanya lewat ilmu pengetahuan, semua hal bisa kita ketahui dan kita jaga dan pelihara bersama sama. Kami senang para peniliti ini bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih dalam penilitian terkait dengan serangga ini,” imbuhnya.

Anggota Komisi V DPR Papua, Nason Utty mengaku sempat mengunjungi laboratorium tempat menyimpan puluhan ribu koleksi serangga dari berbagai daerah di Papua yang ada di Uncen tersebut.

“Warisan dari seorang bruder ini, kalau bisa ditingkatkan menjadi museum besar untuk di Papua ini dipusatkan di Uncen. Laboran ini sangat terkenal karena menempati urusan 10 besar dunia, tentu akan mengundang banyak peniliti dari berbagai negara di dunia. Jadi, saya setuju agar dibuatkan museum secara besar untuk mengembangkannya,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *