JAYAPURA, Papuaterkini.com – Lomba Menembak Jhony Banua Rouw (JBR) Open Tahun 2023 resmi dibuka langsung oleh Ketua Umum Pengprov Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Papua, Jhony Banua Rouw, SE di Lapangan Menembak, Abepura, Kota Jayapura, 15 Nopember 2023.
Animo peserta lomba menembak JBR Open 2023 ini, ternyata cukup tinggi hingga mencapai 200 orang. Bahkan, diperkirakan peserta akan bertambah, lantaran masih ada peserta yang datang dari berbagai daerah termasuk dari Timika dan Merauke.
Ketua Umum Pengprov Perbakin Papua, Jhony Banua Rouw mengakui jika memang animo masyarakat untuk mengikuti Lomba Menembak JBR Open Tahun 2023 yang digelar Perbakin Papua kali ini cukup tinggi.
Dari 200 peserta lomba menembak itu, terbagi lomba AA IPSC sebanyak 25 orang peserta, Air Gun sebanyak 25 orang peserta, PCP 50 M 53 orang peserta, PCP 41 Mounte 47 orang peserta dan 33 M sebanyak 26 peserta.
“Pembinaan prestasi terus dilakukan Perbakin. Ada yang melakukan pelatihan tetap dan event yang terus kita lakukan baik event lokal maupun nasional. Itu bagian dari upaya para atlet kita untuk terus latihan dan berkompetisi, sehingga mereka memiliki skill semakin baik,” kata Jhony Banua Rouw.
Jhony yang akrab disapa JBR ini mengungkapkan jika event secara nasional hampir setiap bulan ada 2 – 3 kali, sehingga untuk mempersiapkan itu, atlet Perbakin Papua yang sudah masuk di level nasional, semua ditinggalkan di Jakarta untuk berlatih dan bisa mengikuti event setiap saat.
Pada PON XX di Papua tahun lalu, atlet Perbakin Papua berhasil menyumbang medali emas terbanyak, dimana mereka mampu memperoleh 10 medali emas, 9 medali perak dan 5 medali perunggu.
“Event ini untuk menjaga semangat dari para pecinta menembak yang ada di Papua, dimana kejuaraan JBR Open ini, artinya semua orang boleh ikut, tidak mewakili klub, tidak mewakili cabang, tapi ini untuk umum. Ini dalam rangka membangun kebersamaan menuju tahun politik atau pesta demokrasi dimana mulai 28 Nopember 2023 ini sudah masuk masa kampanye, dimana cabang olahraga yang menggunakan senjata api semua digudangkan,” jelasnya.
Terkait dengan PON XXI tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, Jhony mengaku khawatir lantaran bisa saja pelaksanaan PON XXI dapat terganggu, lantaran atlet tidak bisa berlatih secara maksimal, apalagi peralatan atau senpi harus digudangkan, sehingga membuat skill dan feeling atlet bisa turun.
“Kekhawatiran kita juga bahwa PON XXI 2024 menurut kami mungkin juga tidak akan terlaksana. Kita bayangkan semua provinsi dan kabupaten pasti menyiapkan uang untuk Pemilu yang membutuhkan biaya besar. Kalau kita juga menyiapkan uang untuk menyiapkan atlet dan pertandingan serta kontingen dan bonus bagi atlet pada PON nanti, rasanya sangat berat khususnya di Papua, sehingga memang baiknya PON XXI ditunda pada tahun 2025,” ungkap Jhony.
Dengan demikian, imbuh Jhony, maka persiapan menghadapi PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara nanti akan semakin baik, termasuk untuk bonus bagi atlet, lantaran ketersediaan anggaran bisa mencukupi. Jika tahun ini digelar, ia yakin bonus untuk atlet akan berkurang. (bat)
