Prehatin Pelayanan Pasien Rujukan, Hengky Bayage Desak Pemda Segera MoU dengan RSUD Jayapura

Sekretaris Komisi V DPR Papua, Hengky Bayage, SAP, MAP saat mengunjungi pasien di RSUD Dok II Jayapura, Senin, 13 Nopember 2023.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Sekretaris Komisi V DPR Papua, Hengky Bayage, SAP, MAP mengaku prehatin dengan kondisi pelayanan pasien rujukan dari daerah yang dirawat di RSUD Dok II Kota Jayapura. Apalagi, pasien dari daerah ini belum memiliki kartu BPJS Kesehatan, tentu saja mereka harus mengurusnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan itu.

Untuk itu, Hengky Bayage mendesak Pemprov Papua Pegunungan maupun 8 kabupaten untuk segera melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan RSUD Dok II Kota Jayapura untuk melayani pasien rujukan itu.

Apalagi, Hengky Bayage sendiri menyaksikan langsung ketika mengantar seorang pasien ke RSUD Dok II Jayapura. Meski ia sudah melakukan konfirmasi ke Direktur RSUD Dok II Jayapura untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tersebut.

“Kami minta direktur untuk memberikan pelayanan. Memang belum ada jaminannya (Kartu BPJS) karena masih proses, karena hari Senin baru jadi. Jadi, hari Jumat, Sabtu dan Minggu tolong ditangani dulu. Tapi, saya dapat informasi dari pasien dan keluarga menyampaikan pasien sementara membutuhkan pertolongan untuk buang air, namun mereka infus saja. Karena mereka beralasan kalian bapak datang baru kami tangani, lalu terkesan dibiarkan saja, bahkan infus hanya 1 saja diberikan dari sejak masuk,” kata Hengky Bayage saat mengunjungi pasien dari Yahukimo itu.

Melihat kondisi pasien yang terkesan tidak terlayani secara maksimal akibat belum memiliki kartu BPJS Kesehatan itu, Hengky Bayage merasa prehatin dengan pelayanan kesehatan terhadap orang asli Papua tersebut.

“Saya sudah konfirmasi ke pak direktur, beliau sampaikan bahwa Yahukimo belum ada MoU atau kerjasama. Ok, biar lewat BPJS Kesehatan, tolong ditangani terlebih dahulu. Ini saya sendiri sebagai mitra yang antar, sehingga saya minta untuk ditangani dulu, baru Senin saya tanggulangi. Tapi, hari Jumat saya belum bayar, ya pasien terkesan dibiarkan. Lalu, Sabtu saya bayar, baru kemudian pasien diantar ke ruang penyakit dalam, tapi infus yang dibawa masih belum habis dan belum diganti ganti,” ujarnya.

Ia meminta kepada direktur RSUD Jayapura untuk memberikan perhatian serius kepada pasien yang datang dari daerah daerah terutama mereka yang belum memiliki kartu BPJS Kesehatan. “Ada pasien dari Pegunungan Bintang mengalami keluhan yang sama. Sudah dirujuk datang, tapi sampai disini sementara biaya sendiri, tapi tidak diurus baik. Padahal, mereka membutuhkan pelayanan yang membutuhkan dokter, bagaimana pasien bisa sembuh,” katanya.

Hengky Bayage berharap meski pasien yang datang berobat ke rumah sakit belum memiliki BPJS Kesehatan, agar tetap dilayani dan mendapatkan pelayanan dengan serius, sambil menunggu mereka mengurus BPJS mereka.

“Harapannya, pemda yang belum kerjasama dengan RSUD Dok II Jayapura. Terutama di daerah DOB yang belum siap untuk mengurus pasien, apalagi yang dirujuk. Padahal, semua pasien dirujuk ke RSUD Dok II Jayapura, padahal pemerintah daerah belum ada kerjasama. Kasihan pasien yang datang dengan biaya sendiri, kondisi begitu bagaimana?, apalagi jika pasien dalam keadaan emergency, karena ini merupakan bagian dari kemanusiaan mestinya dilayani terlebih dahulu, lalu bebannya bisa dilaporkan ke pemerintah daerah,” imbuhnya.

Sementara itu, Yoseph Kalakmabin menambahkan, jika bapaknya yang sakit dirujuk dari puskesmas di salah satu distrik untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit yang ada di Jayapura. Namun, saat itu rujukan diarahkan ke RSUD Abepura.

“Saat saya antar ke RSUD Abepura, dari bandara ke RSUD Abepura mereka tolak karena tidak ada dokter penyakit dalam. Masak rumah sakit besar ini tidak ada dokter spesialis penyakit dalam, lalu saya disuruh buat surat penolakan lagi untuk buat alasan bisa rujukan ke RSUD Dok II Jayapura,” katanya.

Saat mengantar bapaknya ke RSUD Dok II Jayapura, kata Yoseph, saat itu dinyatakan oleh petugas jika ruangan penuh dan dalam antrian. “Petugas bilang ade bisa pulang dulu atau menunggu disini dulu terserah, sehingga saya tunggu di luar sekitar 3 jam. Padahal, kami datang dari kampung agar bapak mendapatkan perawatan yang lebih baik. Terus saya berpikir mau bawa kemana bapak saya ini?,” ujarnya.

Hingga akhirnya, beberapa jam kemudian, bapaknya mendapatkan pelayanan di IGD RSUD Dok II Jayapura hingga masuk ke ruang penyakit dalam pria. “Yang saya tidak puas, dokter senior memang sekali datang ke pasien pada jam tertentu. Selebihnya dokter dokter muda saja. Mereka datang tensi saja,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *