Wamendagri Panen Raya Padi 60 Hektar di Nabire, Hasilnya Memuaskan

Wamendagri John Wempi Wetipo menghadiri panen raya padi di Desa Satuan Pemukiman 1 (SP1) Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Rabu, 8 Nopember 2023, sore.
banner 120x600
banner 468x60


NABIRE, Papuaterkini.com – Wakil Menteri Dalam Negri (Wamendagri) John Wempi Wetipo menghadiri pelaksanaan panen raya padi oleh kelompok tani Hidup Petani Nyata (HIPETA) di Desa Satuan Pemukiman 1 (SP1) Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Rabu, 8 Nopember 2023, sore.

Dalam acara panen raya tersebut turut hadir pula, Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, Deputi Setwapres Velix Fernando Wanggai, Ketua Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Papua Tengah, Irjen Pol (Purn) Petrus Waine.

Wakil Menteri Dalam Negri, John Wempi Wetipo mengaku bangga melihat hasil panen padi kelompok petani HIPETA, apalagi para petani disini juga didominasi oleh orang-orang Papua. Ia berharap hasil panen tersebut dapat menembus pasar untuk membantu pemerintah dan masyarakat menyediakan stok bahan pangan (beras) menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Saya dengar tadi dari ketua HIPETA, 1 hektar sawah bisa menghasilkan 3 ton gabah atau sekitar 2 ton beras, Sehingga apabila 2 ton beras dikalikan 60 hektar sawah disini, kira-kira akan ada 120 ton beras yang dihasilkan pata petani HIPETA. Tentu ini kabar gembira, dimana beras para petani bakal membantu masyarakat dalam ketersediaan beras menjelang akhir tahun di Nabire,” katanya.

Dengan melihat persawahan yang ada disini, JWW berharap Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Kabupaten Nabire untuk memberikan perhatian khusus kepada para petani. Apalagi masih ada sekitar 540 hektar lahan lagi yang belum digarap.

“Disini saya dengar ada 600 hektar lahan persawahan dan baru digarab 60 hektar, sehingga saya berpesan agar pemerintah daerah memberikan dukungan dan dorongan kepada kelompok tani soal pembinaan, pendampingan dan bantuan modal. Dengan mandiri saja mereka bisa menghasilkan 120 ton beras apalagi kalua dibantu, kita pasti akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal,” katanya.

Ia mengatakan melihat hasil panen ini, tentu kedepan hasil padi para petani dapat membantu ketersediaan beras, minimal di Kabupaten Nabire. “Dari pada datangkan beras dari luar sana, mending kita manfaatkan produk masyarakat petani di Nabire supaya uang yang ada, bisa berdayakan masyarakat yang ada,” katanya.

Wempi Wetipo memuji kelompok tani HIPETA yang telah membuktikan dirinya mampu memanfaatkan inovasi di sektor pertanian. Hal ini seperti penggunaan aplikasi dan teknologi yang menunjang hasil panen menjadi maksimal.

“Saya apresiasi semangat yang luar biasa dari HIPETA. Saya rasa bahwa HIPETA ini tidak pernah kehilangan akal merangkul semua petani, kamu mau (rambut) lurus kah, keriting kah, hitam kah, putih kah, semua dirangkul membangun kebersamaan untuk tujuan yang lebih baik,” ujarnya.

Wamengari menuturkan setiap minggu Mendagri memimpin rapat pengendalian inflasi daerah dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait. Upaya ini untuk memastikan harga bahan pokok terkendali dan bisa dinikmati masyarakat.

“Pak Mendagri itu selalu ikut rapat terkait dengan inflasi. Dan itu atas arahan dari Bapak Presiden, dan selalu diarahkan kepada Gubernur, Wali Kota, dan Bupati, tidak boleh harga cabai itu terlalu mahal, tidak boleh harga beras itu naik,” ungkapnya.

Dengan kehadiran HIPETA, Wempi berkeyakinan akan muncul para petani yang handal dan mampu membantu pemerintah daerah dalam menekan angka inflasi. Sebab HIPETA mampu berinovasi dalam meningkatkan sektor pertanian yang dinilai mampu menjaga kestablian stok pangan di Papua Tengah dan Indonesia.

“Gerakan HIPETA ini akan menjadi gerakan edukasi dan menjadi contoh kepada petani-petani yang pemalas. Ini sangat luar biasa dan Pj Gubernur Papua harus melihat mereka,” imbuhnya.

Sementara itu, Pj. Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, S.Sos., MM mengapresiasi kelompok tani HIPETA yang menggelar panen raya padi untuk menjaga kestabilan ekonomi di Papua Tengah. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintah daerah, agar para petani bisa meningkatkan hasil panennya kedepan.

“Ada filosofi petani, tanam dan tunggu waktu panen. Dan, inilah saatnya untuk kita bersama HIPETA panen padi. Luar biasa dan terimakasih kelompok tani HIPETA,” katanya.

Ribka mengatakan, selama 11 bulan ini, pihaknya telah memerintahkan dinas terkait untuk benar-benar mengawal perkembangan sektor pertanian di Provinsi papua Tengah. Ia telah memerintahkan sebelumnya agar dinas terkait melakukan terobosan dan percepatan pembangunan, terlebih khusus di sektor pertanian.

“Acara ini adalah murni dari petani yang telah bekejerja secara mandiri. Apalagi banyak para petani disini merupakan masyarakat asli Papua. Kedepan saya akan mengambil sikap tegas, agar dinas terkait lebih cepat lagi dalam memperhatikan para petani. Jadi ini adalah PR kami kedepan,” katanya.
Ia menambahkan sampai saat ini belum mendapat informasi mengenai i petani khsususnya persawahan, sehingga ini akan menjadi evaluasi kedepan. Apalagi peningkatan sektor pertanian merupakan salah satu dari program kerja yang dibuatnya.

“Melihat hasil panen ini bukan tidak mungkin kita bisa meniru Merauke yakni membuka lumbung padi. Selanjutny akita saya akan memantau program di pertanian, sebab sesungguhnya kedauulatan rakyat itu ada di petani,” imbuhnya.(ry/bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *