PGGP Bantu Dana Penterjemahan Alkitab Bahasa Suku Korowai

Ketua 2 PGGP Pdt Lipiyus Biniluk, MTh menyerahkan dana bantuan untuk penerjemahan alkitab bahasa Suku Korowai kepada Yayasan Suluh Internasional Papua di Sentani, Jayapura.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Sebagai bentuk kepedulian terhadap penerjemahan alkitab berbahasa daerah, Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) menyerahkan bantuan dana bagi penerjemahan alkitab Suku Korowai yang disalurkan melalui Yayasan Suluh Insan Lestari Papua, 8 Maret 2024.

Total dana yang diserahkan sebesar Rp. 201.491.000,- yang dihimpun bersumber dari dana persembahan peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) Tahun 2023, bantuan dari FULL GOSPEL Papua, hasil penjualan album rohani warga binaan Lapas Abepura dan sumbangan dari gereja-gereja anggota PGGP.

Dana ini diserahkan langsung oleh PGGP dalam hal ini diwakili Ketua 2 PGGP Pdt Lipiyus Biniluk, MTh kepada Yayasan Suluh Insan Lestari yang diwakili oleh Koordinator Lapangan Penerjemahan Alkitab Berbahasa Daerah, Gerarl.

Dalam penyerahan bantuan itu, Pdt Lipiyus Biniluk didampingi Wakil Sekretaris Umum PGGP Pdt Kornelius Sutriyono, MTh selaku koordinator/penanggungjawab bantuan, Bendahara Umum PGGP Pdt Jalahan Sianturi, MTh, Wakil Bendahara PGGP Eddy Paranata, disaksikan Peter Jan de Vries penerjemah alkitab suku Korowai asal Belanda dan Alice Koordinator Keaksaraan di SIL International.

Upaya penerjemahan alkitab suku Korowai telah dilakukan utk Injil Markus (sudah selesai) dan Kitab Kejadian (dalam proses penyelesaian) dan masih perlu beberapa kali dilakukan pengecekan oleh konsultan. Beberapa bahan pemuridan juga telah selesai diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke bahasa Suku Korowai.

Ketua 2 PGGP Pdt Lipiyus Biniluk, MTh mengakui jika PGGP sangat peduli terhadap penerjemahan alkitab berbahasa daerah ini.

“Hari ini kami dari PGGP memberikan donasi khusus untuk terjemahan alkitab di Suku Korowai. Pak Pieter ini sudah lama di sana dan beliau memiliki beban menterjemahkan alkitab dalam bahasa Suku Korowai dan beberapa terjemahan lain untuk mendukung di dunia pendidikan, ekonomi dan lainnya bagi masyarakat Suku Korowai, sehingga PGGP kebetulan mendapatkan donasi dari beberapa orang termasuk anak muda Papua yang memiliki talenta musik mereka donasi dengan nilai besar sehingga kami serahkan untuk program penerjemahan alkibat bahasa Suku Korowai ini,” katanya.

Pdt Lipiyus berharap jika memang ada yayasan atau LMS yang memiliki peran dalam penerjemahan alkitab dalam suku lain di Papua tentu PGGP sangat mengapresiasi dan memberikan bantuan.

Untuk itu, Pdt Lipiyus Biniluk menghimbau kepada seluruh pimpinan gereja gereja yang ada di Tanah Papua untuk membantu terjemahan alkitab, membantu bidang kesehatan atau pencegahan penyakit dan lainnya.

“Dukungan dengan berbagai cara silahkan saja. Kami dari PGGP menghimbau demikian,” imbuhnya.

Ketua 2 PGGP Pdt Lipiyus Biniluk didampingi Wakil Sekretaris Umum PGGP Pdt Kornelius Sutriyono, MTh selaku koordinator/penanggungjawab bantuan, Bendahara Umum PGGP Pdt Jalahan Sianturi, MTh, Wakil Bendahara PGGP Eddy Paranata foto bersama Peter Jan de Vries penerjemah alkitab suku Korowai asal Belanda dan Alice Koordinator Keaksaraan di SIL International dan Koorlab Penerjemahan Alkitab Gerald.

Sementara itu, Penerjemah Alkitab dalam Bahasa Korowai, Peter Jan de Vries mengakui sudah cukup lama ia berusaha untuk menterjemahkan alkitab dalam bahasa Suku Korowai tersebut. Apalagi, diakui banyak tantangan dalam menterjemahkan alkitab dalam bahasa Suku Korowai tersebut.

“Kalau untuk penerjemahannya sendiri, ya orang Korowai banyak yang tidak tahu baca tulis, jadi susah untuk buat sendiri. Jadi, kami datang lewat SIL tahun 2001 ke Papua dan tahun 2002 saya dan istri datang ke Korowai dan tinggal disitu untuk belajar mereka punya budaya dan bahasa. Cukup lama kami harus tinggal disitu, karena susah untuk menyesuaikan diri,” katanya.

Dikatakan, mulai tahun 2005, ia mulai lancar membawa cerita alkitab, namun terjemahan dalam bahasa Korowai dimulai tahun 2009. “Kami memulai dengan rekaman audio dan gambar, baru cerita alkitab. Baru sama sama kami kerjakan dengan bahasa Indonesia dan Korowai bersama teman teman dari Suku Korowai. Kami kemudian cocokan dengan alkitab, apakah cocok dengan firman Tuhan, kalau cocok itu kemudian direkam dan disebarkan,” ungkapnya.

“Cerita cerita alkitab itu, dulu kami sebarkan lewat kaset. Kami ada alat kaset dinamo, yang harus diputar dengan tangan karena disana tidak ada listrik. Jadi, mereka dengar kaset itu untuk mendengarkan firman Tuhan dalam bahasa daerah, kemudian baru muncul MP3 dan kini ada aplikasi di handphone, sehingga lebih mudah, meski tidak ada jaringan, namun untuk mendengrkan dan menonton video masih bisa. Hanya dari sisi baca tulis, mereka belum bisa,” sambungnya.

Peter mengungkapkan yang sudah diterjemahkan adalah Injil Markus dan kini ia tengah mengerjakan alkitab kejadian. “Dua itu yang saya kerjakan. Yang lain belum. Langsung dari alkitab tidak, tapi cerita alkitab memang saya sedang revisi dari cerita cerita yang direkam tahun 2009, sebagian sudah selesai dan sebagai dalam proses,” ujarnya.

Peter juga mengerjakan gambar dengan audio, sehingga bisa ditonton atau didengar melalui handphone yakni Kristus yang Hidup. “Itu sangat menarik bagi masyarakat, karena mereka cepat mengerti,” tuturnya.

Diakui, dalam penerjemahan alkitab dalam bahasa Korowai ini, pihaknya terkendala salah satunya karena tingkat pendidikan masyarakat, sebab mereka tidak bisa mengerjakan sendiri jika tidak lancar baca tulis dan tidak bisa komputer serta kurang lancar berbahasa Indonesia.

“Kalau kerjasama memang lancar, karena dari sisi kepintaran, orang Korowai pintar sekali dan mereka juga pintar menjadi peterjemah. Tapi untuk baca tulis dan kerja di komputer, itu sangat sulit, sehingga perlu orang luar mendampingi dalam melaksanakan itu,” ujarnya.

Peter menyampaikan terimakasih kepada PGGP yang telah memberikan bantuan dana untuk Yayasan Suluh Internasional Papua dalam upaya menterjemahkan alkitab bahasa daerah Suku Korowai ini.

“Ya saya senang dan bersyukur, apalagi bantaun itu bukan dari gereja luar negeri tapi justru dari gereja gereja atau orang Papua yang membantu dana untuk memberkati orang Papua khususnya Suku Korowai juga, agar program penerjemahan alkitab dalam bahasa daerah Suku Korowai ini bisa selesai dengan baik. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan sudah membuka jalan dengan cara begini,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *