Hadapi PON XXI Aceh-Sumut, KONI Papua Ajukan Anggaran Rp 284 Miliar

Ketua Umum KONI Papua, Kenius Kogoya bersama Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE diwawancarai usai pertemuan.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ketua Umum KONI Papua, Kenius Kogoya mengungkapkan bahwa untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara, KONI Papua membutuhkan anggaran sebesar Rp 284 miliar.

“Kami ajukan sebesar Rp 284 miliar itu sudah sekaligus dengan kontingen dengan jumlah atlet kurang lebih 274 orang. Dari 402 atlet kita kurangi menjadi 374, kemudian kita kurangi lagi menjadi 274 miliar,” kata Kenius Kogoya usai bertemu dengan Ketua DPR Papua, Selasa, 23 April 2024.

Menurutnya, anggaran sebesar Rp 284 miliar itu, sudah termasuk akomodasi, termasuk sudah dihitung jumlah atlet dan official beserta kontingen.

Kenius mengungkapkan kontingen PON Papua bakal mengikuti 36 cabang olahraga dan 44 disiplin yang dipertandingkan pada PON Aceh dan Sumut.

Lebih lanjut, harusnya sesuai dengan schedule semua atlet sudah masuk TC pada bulan Maret 2024 dan pada April 2024 sudah bisa masuk penampungan sehingga pada bulan Mei 2024 ini sudah bisa melakukan try out.

“Namun karena sementara ini kita menyesuaikan dengan kondisi kita di daerah, mudah mudahan ada jalan baik bagi atlet kita. Kemudian yang sudah lolos PON ini bisa mereka ikut PON,” katanya.

Untuk lokasi TC, Kenius mengatakan, atlet PON Papua akan mengikuti TC di Indonesia semua, tidak ada yang di luar negeri.

Kenius mengungkapkan dari perhitungannya, dengan 274 atlet kontingen PON Papua ini, masih dalam posisi aman jika performance dan makan masih bagus. Bahkan, ia yakin Papua masih bisa meraih 5 besar pada PON Aceh dan Sumut itu.

“Jika sekarang mereka belum masuk TC, makannya kurang bergizi, maka kita ragukan stamina mereka. Apalagi, untuk cabor cabor bela diri. Kita masih dibantu juga dengan atlet di Pelatnas dan cabor cabor yang melakukan TC mandiri, hanya mereka selama ini latihan itu belum bisa kita beri vitamin karena memang kondisi kita begitu, belum ada anggaran,” paparnya.

Ditambahkan, dengan sisa waktu 3 bulan terhitung dari bulan ini, untuk persiapan menuju PON Aceh dan Sumut yang akan dibuka pada 8 September 2024 itu, pihaknya akan menyesuaikan jika tersedia anggaran. “Jika memang tidak tersedia anggaran, ya kita mau bilang apa. Kita tidak tahu apakah pemerintah pusat tunda atau tidak, sebab ini bersamaan dengan Pilkada serentak,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mengaku sudah mendapatkan laporan dari Ketua Umum KONI Papua bersama jajaran terkait persiapan untuk mengikuti PON di Aceh dan Sumatera Utara.

“Dalam persiapan itu, mereka terkendala dengan pembiayaan untuk TC dan kontingen nanti. Dari yang dilaporkan KONI kepada kami bahwa target mereka tetap menjadi 5 besar dengan target perolehan 50 medali dan atlet 200 lebih, mereka sudah rasionalisasi anggaran dari Rp 400 miliar menjadi Rp 200 miliar lebih,” kata Jhony.

Jhony mengungkapkan jika sampai saat ini, TC bagi atlet PON Papua belum berjalan lantaran alasan keuangan. “Tadi memang sempat berdiskusi dan saya tanyakan bagaimana dengan dana di ABT tahun lalu kita kasih Rp 40 miliar. Menurut mereka sudah terpakai habis. Kita berpikir ada di ABT kemarin, maka itu dipakai 1 – 2 bulan ke depan di tahun 2024 ini, tapi menurut laporan sudah habis sehingga hari ini belum ada kegiatan TC, yang ada cabor yang melakukan TC mandiri,” ujarnya.

Politisi NasDem ini mengaku prehatin dengan atlet yang sudah mengorbankan waktu, tenaga dan masa mudanya mereka untuk disiplin berlatih untuk mencapai prestasi, namun sayangnya TC belum bisa berjalan.

“Ini artinya prestasi bisa diraih jika persiapan TC sesuai dengan schedule. Jika tidak jalan, ini menjadi pertanyaan apakah mereka bisa mendapatkan hasil sesuai rencana atau tidak?,” katanya.

Terhadap laporan persiapan menghadapi PON Aceh dan Sumut itu, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw mengaku siap untuk membantu mereka untuk memperjuangkan dalam mendapatkan anggaran menghadapi PON Aceh dan Sumut melalui mekanisme.

Sebab, imbuh Jhony, masih ada proses ABT yang diharapkan bisa berjalan dan membiayai yang dibutuhkan bagi atlet dan kontingen PON Papua.

“Berapa biayanya, akan kami bicarakan dengan TAPD terutama pak Pj Gubernur terkait dengan kemampuan anggaran kita. Karena bersamaan dengan PON, Papua juga ada Pilkada. Ini menjadi beban yang cukup berat, sehingga kita harus membagi uang kita yang semakin sedikit ke dua iven besar. Yang kita khawatirkan, Pilkada ini ada dua putaran, maka cost nya lebih besar lagi, tentu ini harus diantisipasi dan dihitung dengan baik berapa yang bisa kita bantu untuk KONI dan bisa digunakan semaksimal dan seefisien mungkin serta tetap sasaran, jika memang fokus pada cabor prioritas yang bisa mendapatkan medali emas,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *