Oknum Warga Diduga Provokasi di Kampanye Yanni – Jemmi, Tim Advokasi Akan Laporkan ke Bawaslu

Oknum warga berinisial YM saat dilerai usai diduga memprovokasi dalam kampanye terbatas Paslon Bupati Sarmi nomor urut 2 Yanni - Jemmi Esau Maban di Kampung Keder Lama.
banner 120x600

SARMI, Papuaterkini.com – Insiden keributan dan aksi provokasi yang dilakukan oleh salah satu oknum warga yang diduga merupakan pendukung pasangan calon Bupati Sarmi nomor urut 1, Dominggus Catue – Jumriati usai kampanye dialogis pasangan calon Bupati Sarmi nomor urut 2, Yanni dan Jemmi Esau Maban yang berlokasi di Kampung Keder Lama, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Papua, berbuntut laporan ke pihak pengawas pemilu.

Tim Kuasa Hukum Paslon Bupati Sarmi nomor urut 2, Yanni – Jemmi Esau Maban secara resmi bakal melaporkan kejadian yang dilakukan oleh salah satu oknum pendukung paslon nomor urut 1 Dominggus Catue – Jumriati atas berinisial YW ke Bawaslu Kabupaten Sarmi.

“Kami sudah laporkan di Polres Sarmi terkait perijinan untuk pelaksanaan kampanye hari ini, tetapi ternyata di dalam lokasi kampanye itu ada hal-hal yang tidak mengenakkan dari salah satu oknum pendukung paslon lain. Dia mengangkat jari telunjuk atau melakukan gestur-gestur yang bukan dari paslon nomor urut 2 saat penyampaian orasi politik dalam kampanye paslon kami,” kata Ketua Tim Advokasi Paslon Nomor Urut 2 Yanni-Jemmi, Yansen M. Simbolon ketika dikonfirmasi wartawan usai kejadian tersebut, Jumat, 18 Oktober 2024.

Yansen menambahkan, pihaknya meminta agar Panwas Distrik bisa bertindak secara tegas terhadap upaya-upaya yang dilakukan para pendukung paslon lain, untuk mengganggu dengan cara menyusup saat kampanye tatap muka yang dilakukan antara paslon nomor urut 2, Yanni – Jemmi  dengan warga di Kampung Keder Lama, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi.

“Saat kami berkampanye mohon agar pihak Panwas bertindak secara tegas ketika ada para penyusup. Kami bilang ini penyusup, karena bagi kami saat melakukan kampanye tidak menjelekkan paslon lain. Tetapi, dia datang dengan membuat gestur-gestur yang menggangu kegiatan kampanye paslon kami,” tegasnya.

Yansen mempersilahkan jika YM ingin mendengarkan orasi politik saat paslon nomor urut 2 Yanni – Jemmi melakukan kampanye.

“Jika ingin mendengar orasi itu gak ada masalah. Tetapi, kalau dia menunjukkan gestur itukan yang bermasalah buat kami. Jadi, kami anggap itu suatu tindakan provokasi saat kami melakukan kegiatan kampanye dialogis atau tatap muka sesuai jadwal dari penyelenggara pemilu,” paparnya.

“Tindakan-tindakan provokasi itu sangat menggangu sekali bagi kami. Ya, kami dari tim advokasi akan melaporkan secara langsung tindakan ini, apalagi dia kan ada menunjukkan gestur dari pasangan lain saat kampanye kami. Jadi, itu sudah cukup bukti buat kami melaporkan dia ke pihak pengawas pemilu,” sambungnya.

Paslon Nomor Urut 2, Yanni-Jemmi melalui Tim Kuasa Hukum merasa keberatan dengan adanya tindakan dari salah satu pendukung dari paslon lain.

“Kami sempat melaporkan ini ke pihak Panwas Distrik Pantai Timur secara lisan. Jadi, tindaklanjutnya seperti apa dari panwas, silahkan dikonfirmasi juga ke Bawaslu. Kami juga akan membuat laporan secara resmi pada Senin, 21 Oktober 2024 terkait tindakan tersebut. Dalam laporan kami, juga akan membawa bukti-bukti kepada pihak pengawas pemilu. Karena disini juga kami merasa terganggu,” bebernya.

Sementara berdasarkan pantauan awak media ini di lokasi kampanye, salah satu pendukung dari paslon nomor urut 1 Dominggus Catue dan Jumriati berinisial YM  ini datang ke tengah-tengah lokasi kampanye dan juga ikut mendengarkan orasi politik dalam kampanye tersebut.

Namun saat orasi politik yang dilakukan oleh pasangan calon Yanni-Jemmi, pendukung paslon nomor urut 1 ini selalu mengangkat jari telunjuk sebagai simbol nomor urut 1. Bahkan setiap pengambilan gambar dalam kegiatan kampanye, YM ini selalu melakukan gestur jari telunjuk.

Usai kampanye paslon nomor urut 2 Yanni – Jemmi, si YM ini sempat melakukan keributan usai kegiatan kampanye. Bahkan, sempat menanyakan sesuatu hal yang sebenarnya bukan kapasitasnya sebagai penyelenggara pemilu dan selalu mengaku sebagai pendukung dari paslon nomor urut 1. Sehingga dia langsung diteriaki oleh warga sekitar yang masih berada di lokasi kampanye. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *