Diantar Ondoafi Nafri ke Dewan Adat Papua, George Awi Sebut Paulus Waterpauw Sudah Jadi Anak Nafri

Komjen Pol (Purn) Drs Paulus Waterpauw didampingi Ondoafi Nafri George Awi disambut Sekjen DAP Leo Imbiri dalam kunjungan ke Sekretariat Dewan Adat Papua di Tanah Hitam Abepura, Sabtu, 22 Juni 2024.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Komjen Pol (Purn) Drs Paulus Waterpauw, MSi didampingi Ketua LMA Port Numbay George Awi dan Ketua I Lemasko sekaligus mewakili wilayah adat Bomberay Mariannus Maknaipeku sowan ke Kantor Sekretariat Dewan Adat Papua yang berada Tanah Hitam, Abepura, Kota Jayapura, Sabtu, 22 Juni 2024.

Paulus Waterpauw disambut hangat Sekjen DAP Leo Imbiri dan Wakil Ketua DAP Yakonias Wabrar bersama pengurus lainnya.

Dalam kesempatan ini, ada hal yang mengejutkan diungkapkan oleh Ketua LMA Port Numbay George Awi soal mantan Kapolda Papua ini. Bahkan, sudah sejak lama, Paulus Waterpauw telah diangkat sebagai anak adat dan disematkan fam Awi kepada Paulus Waterpauw.

“Mungkin bapak ibu bertanya-tanya mengapa bapak Ondo ini harus mendampingi bapak Paulus Waterpauw? Ade Jenderal ini waktu jadi Kapolresta Jayapura tahun 2006 datang masuk di Kampung Nafri. Pada tahun 2006 itu, kami angkat ade ini sebagai orang Nafri dan beliau pakai fam Awi, jadi Waterpauw Awi,” ungkap George Awi yang juga Ondoafi Nafri ini.

Ditegaskan bahwa penyematan fam Awi dibelakang nama Paulus Waterpauw itu, bukan lantaran Paulus Waterpauw akan maju sebagai calon Gubernur Papua, namun sudah diberikan beberapa tahun lalu.

Apalagi, lanjut George Awi, pada saat itu, Kampung Nafri menjadi daerah merah. Namun, ia heran ketika Paulus Waterpauw saat menjadi Kapolresta Jayapura justru memilih datang pertama ke Kampung Nafri.

“Waktu itu, kami di Nafri ada dua ondoafi. Waktu itu kami heran kenapa Kapolresta datang ke kami punya kampung. Tapi menurut saya, beliau datang bukan lagi sebagai polisi, tapi datang sebagai ade bercerita bersama kami,” ujarnya.

“Ya, itulah ciri-ciri anak adat. Dan beliau menyerap aspirasi dari anak-anak itu dan beliau satu-satunya Kapolresta yang ‘menjinakkan’ orang-orang Nafri,” sambungnya.

Sejak saat itu, ungkap George Awi, muncul desakan dari masyarakat Nafri untuk mengangkat Paulus Waterpauw menjadi anak Nafri.

“Sejak saat itu, beliau menjadi anak Nafri dan beliau memakai fam atau marga Awi,” ujarnya.

Menurutnya, jika anak adat sudah datang di rumah adat menandakan bahwa anak tersebut bakal disambut para leluhur.

“Menurut kepercayaan kami kalau anak sudah datang di rumah kami punya moyang-moyang juga sambut. Saya Ondoafi jadi saya bicara sama nenek moyang bahwa anak ini sudah masuk di rumah,” katanya.

Untuk itu, ketika ada acara di Sekretariat Dewan Adat Papua, Paulus Waterpauw yang menjadi anak Nafri itu, maka sebagai Ondoafi Nafri, maka ia mengantarnya ke Dewan Adat Papua.

“Jadi, bapak ibu jangan berpikir bahwa beliau baru jadi Kapolda jadi kitong angkat-angkat, trada (tidak). Beliau datang dengan pangkat 2 melati. Dan Paulus Waterpauw punya ulang tahun dia bikin di Kampung Nafri, itu bawa band, padahal ini kampung saja, itulah karena kerendahan hati,” ujarnya.

Bahkan, saat menjadi Kapolda, Paulus Waterpauw tetap dinilainya sebagai sosok yang rendah hati. “Jadi, hari ini saya secara resmi bawa anak ini serahkan ke Dewan Adat Papua, tolong proses sesuai dengan mekanisme. Kalau sudah masuk rumah adat ini, semua tahu kita ini orang adat,” tandasnya.

George Awi menambahkan, jika sosok Paulus Waterpauw ini adalah anak adat yang mengerti adat.

“Sosok Paulus Waterpauw ini sosok anak adat yang tahu adat. Dia kan datang minta restu mau maju Pilgub Papua. Dia masuk ke rumah adat, berarti semua alam ini kan ikut merestui,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *