Tak Pernah Dapat Bantuan, Puluhan Janda di Kampung Koya Tengah Mengeluh

Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyou bersama Pastor Jhon Jonga foto bersama para janda di Kampung Koya Tengah, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, akhir pekan kemarin.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Puluhan janda yang ada di Kampung Koya Tengah, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Papua, mengeluh, lantaran selama ini mereka diabaikan dan tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Apalagi, ditengah penyebaran pandemic Covid-19, mereka mengaku juga tidak ada yang memberikan bantuan sama sekali, baik bantuan uang tunai ataupun bahan makanan (bama).

Hal ini disampaikan dalam pertemuan bersama Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyou dalam kegiatan kunjungan dan tatap muka dengan masyarakat dan tokoh agama di Gereja St Petrus, Kampung Koya Tengah, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, akhir pekan kemarin.

“Kami dengar ada dana Covid-19, tapi kami tidak pernah dapat bantuan. Baik uang tunai kah atau bama kah,” kata salah seorang warga dalam pertemuan ini.

Warga lainnya juga mengaku tidak pernah mendapatkan rumah bantuan, air bersih dan lainnya, padahal mereka tidak jauh tinggal dari Kota Jayapura.

Pastor Jhon Jonga menjelaskan, jika dalam 8 bulan berada di Kampung Koya Tengah, Muaratami, Kota Jayapura telah memberikan pelayanan di daerah ini, sehingga mengetahui kondisi warga setempat, termasuk para janda dan anak yatim di kampung itu.

“Ini kampung kecil ini, ada dana desa yang besar katanya. Tapi, tidak ada pendidikan anak atau beasiswa, menyedihkan. Termasuk perumahan dan air bersih,” ungkap Pastor Jhon Jonga.

Menurutnya, air sumur yang telah ditelitinya, PH-nya 4,3. Itu berarti tidak sehat untuk diminum atau tidak layak diminum. Padahal dekat dari Jayapura, namun warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Pastor Jhon Jonga mengungkapkan warga Kampung Koya Tengah menurut sejarahnya adalah mereka berasal dari Pegunungan Bintang dan Boven Digoel yang pada tahun 1980-an, oleh Uskup Mgr. Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, OFM membeli tanah 10 hektar untuk warga, namun untuk kebun tidak ada, sehingga warga selama ini mengandalkan hasil jualan pinang dan berkebun dengan system sewa kepada Ondoafi.

Soal tingkat kesejahteraan dan kesehatan, Pastor Jhon Jonga mengungkapkan sampai sekarang belum ada vaksinasi, karena belum ada sosialisasi.

“Jadi, hampir mayoritas warga Koya Tengah belum divaksin. Saya takut ini, jangan sampai ketika Corono masuk ke kampung ini, tentu akan lebih bahaya. Nah, ini perlu sosialisasi, sehingga menurut saya Pak Wali Kota harus serius menangani masyarakat Kota yang berlaku seperti orang Kampung ini,” jelasnya.

Pastor Jhon Jonga menyampaikan terimakasih kepada Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyou yang berkunjung dan memberikan bantuan bama kepada 31 janda dan 68 anak yang ada di Kampung Koya Tengah ini.

“Apapun yang diberikan, saya rasa meraka akan bahagia karena itu kebutuhan mereka saat ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyou, SSos dalam pertemuan ini, memberikan bantuan bama berupa beras, mie instan, minyak goreng, gula pasir dan the kepada para janda di Kampung Koya Tengah, Muaratami ini.

“Saya terharu sekali, ternyata banyak sekali ibu – ibu janda di kampung ini. Saya datang memotivasi mereka bagaimana mereka untuk kuat,” katanya.

Mathea Mamoyou berharap pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap warga Kampung Koya Tengah, Muatarami, Kota Jayapura ini.

Apalagi, kata Anggota Komisi IV DPR Papua ini, masyarakat mencari kedamaian ditengah hidup yang susah di kampung itu, dengan mengandalkan jualan pinang dan berkebun dengan menyewa tanah dari Ondoafi.

“Mereka datang dari Pegunungan Bintang dan Boven Digoel ke Kota Jayapura diatas 10 hektar tanah dan hidup di sini, ternyata mereka banyak yang sudah janda. Saya harap pemerintah memperhatikan mereka, apalagi ada dana Otsus yang bisa digunakan membantu mereka,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *