Kolaborasi Masjid Pemberdaya Wilayah Papua Gelar Rapat Kerja I

Ketua KMP Wilayah Papua H Ahmad Zaenuri Lc ketika menyampaikan materi pada raker I KMP.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP) Wilayah Papua menggelar rapat kerja I yang berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura, Papua, Sabtu, 3 Februari 2024.

Rapat kerta ini dibuka langsung oleh Ketua Umum KMP Nasional Andi Juliandi melalui zoom meeting yang dihadiri lebih dari 40 pengurus masjid di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.

Ketua Umum KMP Nasional Andi Juliandi mengapresiasi kehadiran KMP di Tanah Papua. Ia menegaskan bahwa kehadiran KMP ini akan menjadi mitra bagi pemerintah daerah dalam upaya mengentaskan kemiskinan di daerah.

“Kehadiran KMP ini menjadi mitra strategis bagi masjid dalam mewujudkan kemandirian umat terutama di Papua,” kata Andi Juliandi.

Ketua KMP Wilayah Papua, H Achmad Zaenuri Lc mengungkapkan, jika KMP Wilayah Papua dibentuk pada awal September 2023, selanjutnya pengurus menggelar rapat kerja untuk pertama kali pada awal tahun 2024.

“Kami ingin menyamakan persepsi antar pengurus dan lembaga atau masjid masjid anggota. Kenapa? karena kami baru dilantik pada 3 September 2023 dan sekarang kami gelar raker ini untuk menyamakan persepsi, agar kita mampu bergerak bersama,” kata Zaenuri.

Foto bersama Ketua KMP H Ahmad Zaenuri LC bersama pengurus dan peserta raker.

Yang jelas, dalam raker ini tentu membahas program kerja yang riil dan sesuai kebutuhan anggota atau masjid, dimana pada raker pertama KMP Wilayah Papua ini dihadiri pengurus dari 49 masjid di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.

Menurutnya, masjid bukan hanya pusatnya orang untuk beribadah, tetapi masjid harus memiliki manfaat bagi masyarakat di sekitar terutama umat di sekitarnya. “Apa artinya jika masjid bagus, khasnya diumumkan setiap jumat besar, tapi kanan kiri umat itu mau berobat susah, banyak anak putus sekolah, kenakalan remaja. Seolah olah tidak peduli terhadap permasalahan itu semua, padahal kita tahu ketika kita salat di masjid diawali takbir dan diakhiri salam ke kanan dan kiri. Itu melambangkan kita menyembah pada Allah, tapi kanan kiri kita ada masyarakat yang susah, nah ini masjid tidak boleh tutup mata,” jelasnya.

“Mainset ini harus dipahami oleh pengurus masjid, sehingga keberadaan masjid bisa membantu pemerintah dan umat dalam mengatasi kemiskinan, karena visinya adalah masjid pengentas kemiskinan,” sambungnya.

Selain itu, KMP Papua berharap masjid masjid berdaya atau memiliki kemandirian dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada. Padahal, masjid di Papua ini memiliki potensi, namun belum tergarap secaa maksimal untuk kemandirian umat.

Zaenuri menambahkan kehadiran KMP di wilayah Papua ini memang akan fokus pada masyarakat atau jemaah di sekitar masjid.

“Ya, kita ingin di sekitar masjid ada 40 KK yang menjadi contoh untuk dientaskan kemiskinannya. 40 saja yang menjadi prioritas itu, sudah membantu dari sekian banyak orang yang mengalami ekonomi yang sulit. Makanya kami berkomitmen bersama masjid anggota kita agar setiap bulan dikeluarkan 10 atau 20 persen daripada khasnya, untuk dikeluarkan membantu orang orang yang tidak mampu, termasuk orang sakit maupun pendidikan. Nah ini perlu kolaborasi bukan hanya antar masjid, tapi dengan lembaga lain seperti Baznas, Dompet Duafa dan lainnya,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *