JAYAPURA, Papuaterkini.com – Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, SH, MH secara tegas membantah tudingan bahwa guru dan tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Anggruk adalah mata-mata dari aparat keamanan atau intelijen.
“Jadi, jika ada orang di luar sana ada yang berbicara bahwa mereka (guru dan nakes) ini anggota TNI, anggota Polri atau aparat keamanan yang menjadi mata-mata, itu tidak benar,” tegas Bupati Didimus Yahuli, Minggu, 23 Maret 2025.
“Kalau itu benar terbukti, dan mereka punya bukti (bahwa nakes dan tenaga guru itu intelijen), tolong kasih tunjuk kepada saya. Dia dari kesatuan mana? Dia terlibat dimana? Nomor anggotanya berapa?. Kalau itu benar ada dalam medis dan guru, saya bisa mundur dari bupati jika itu benar, karena kita yakin sekali itu tidak ada,” sambungnya.
Bupati Didimus Yahuli mengatakan bahwa tidak mungkin pihaknya menyelundupkan hal seperti itu. Tentu pihaknya punya etika dan moral dalam memimpin, tidak serta merta langsung seperti yang divonis oleh kelompok – kelompok lain.
“Itu saya bantah semua. Dan ini rekrutmen guru dan nakes ini dilakukan tahun 2021, bukan guru baru,” tandasnya.
Bahkan, Bupati Didimus Yahuli menjelaskan proses rekrutmen tenaga guru dan tenaga kesehatan untuk program Yahukimo Cerdas dan Yahukimo Sehat itu.
“Jadi, mekanisme perekrutan guru dan nakes ini di media dan forum manapun selalu saya sampaikan, juga pak wakil bupati atau kepala dinas sampaikan. Mekanismenya adalah mereka kita rekrut secara terpisah, tapi persyaratannya adalah satu, dia wajib beragama Kristen. Kedua, dia sudah terima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi. Ketiga, dia sudah dibaptis dan keempat dia mau menjadi guru atau tenaga medis misionaris,” ungkapnya.
Untuk memenuhi 4 persyaratan ini, lanjut Bupati Didimus Yahuli, pemda melakukan verifikasi dan indentifikasi sedemikian rupa sampai dengan 30 hari yang dilakukan di Jayapura, sampai orang tuanya semua diidentifikasi hingga ditemukan bahwa mereka S1 atau S2 dari pendidikan atau dari disiplin ilmu lain tapi mau mengajar.
“Selama ini, orang-orang bilang tenaga guru atau nakes dari TNI atau Polri atau angkatan manapun, itu kami bantah 100 persen bahwa itu tidak benar. Karena proses rekrutmen kami ini adalah terbuka dan semua orang tahu, setelah kami rekrut sampai dengan sebelum pengutusan itu, pendeta mendoakan mereka dalam suatu upacara, setelah itu mereka tandatangan perjanjian kerjasama,” paparnya.
Terkait dengan kejadian di Distrik Anggruk terhadap guru dan tenaga kesehatan, Bupati Didimus Yahuli membenarkannya kejadian di puskesmas dan sekolah YPK.
“Hari Sabtu kemarin, karena cuaca tidak memungkin kami masuk untuk menjemput. Tapi, hari Minggu, 23 Maret 2025 ini, puji Tuhan hari ini cuaca baik sehingga semua kekuatan dikerahkan baik 3 helikopter TNI dan lima pesawat sipil sehingga kami masuk ke Anggruk. Dan pak Wakil Bupati langsung turun ke lokasi,” kata mantan Ketua DPRD Yahukimo ini.
“Informasi terakhir yang kami dapat, adalah 1 meninggal dunia, 3 luka berat dan 3 luka ringan. Jadi, berita sebelumnya 6 atau 7 meninggal dunia itu, tidak benar setelah kami cek ke lokasi,” sambungnya.
Menurutnya, akibat alat pertolongan kesehatan terbatas di Anggruk, sehingga semua korban langsung dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan intensif.
Atas kejadian itu, Bupati Didimus Yahuli merasa turut kehilangan dan berduka cita yang sangat mendalam untuk 1 tenaga guru yang meninggal dunia, atas jasa, pengabdiannya dan pelayanan.
Bupati Didimus Yahuli menilai kejadian di Distrik Anggruk itu, merupakan kejadian luar biasa, karena sejak Injil masuk ke daerah Anggruk 64 tahun yang lalu, itu tidak pernah ada kejadian seperti ini.
“Itu daerah yang aman dan daerah yang kami masuk istirahat, berbagi rasa disana dan juga keluar, tapi kejadian ini merupakan kejadian luar biasa yang mengecewakan, sehingga kami sebagai pemerintah, gereja dan masyarakat semua kaget dan shock atas kejadian yang terjadi ini,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap kejadian itu tidak boleh terjadi di daerah Anggruk.
Soal rekrutmen guru dan tenaga kesehatan, Bupati Didimus Yahuli mengatakan jika itu dilakukan sejak 3 tahun lalu.
“Saya lihat, kalau saya jalan dengan guru-guru lama, ada orang-orang yang maaf sekali dibilang bodok itu terlalu kasar, tapi paling tidak orang-orang yang tidak tahu baca dan tulis, badannya bagus, kesehatannya bagus, tapi otaknya tidak ada isi, sehingga masa depan daerah ini suram,” katanya.
“Makanya kasih putus mata rantai, baru kita kasih guru yang lebih siap mengajar, supaya kita siapkan anak-anak dan generasi ini lebih siap menghadapi tantangan global di masa mendatang. Itu tujuannya. Kalau kita berkutat pada guru lama, waktu 3 tahun kemarin itu, tidak cukup,” sambungnya.
Ditambahkan, pemerintah daerah tentu tidak ingin terus memperingatkan para guru di pedalaman untuk melaksanakan tugasnya. Apalagi, kebanyakan di pedalaman ini, anak sekolah mau naik kelas terbiasa bawa kelinci, ayam atau kayu bakar ke guru.
“Kita lulusan dari jaman itu, masak kita sudah pintar mau terapkan sekolah itu dengan adek-adek kita, makanya kita perlu rubah paradikma supaya mereka jauh lebih maju lagi,” tandasnya.
Bupati Didimus kembali membantah 100 persen orang-orang yang bicara mereka (tenaga guru dan kesehatan) adalah aparat keamanan yang menjadi mata-mata atau intelijen, sebab itu tidak benar.
“Teman-teman ini jangan berkelit di pembicaraan ini. Bila perlu kamu yang menjadi guru supaya ajar adek-adekmu ini supaya mereka lebih maju. Karena guru dan mantri sifatnya universal di seluruh dunia,” ujarnya.
Dikatakan, tidak ada Indonesia merdeka setelah bunuh guru-guru Belanda. Makanya orang-orang tua pintar bahasa Belanda sampai Indonesia merdeka.
Ditambahkan, di negara manapun di dunia ini, tidak ada guru atau nakes dibunuh. Dan itu ada dalam perjanjian di Jenewa, sehingga guru harus dilindungi, nakes harus dilindungi, termasuk tokoh-tokoh agama dan wartawan harus dilindungi.
“Jadi, tidak ada simpati terhadap pembunuhan guru dan nakes ini. Kami harap ini kejadian terakhir di Yahukimo dan tidak boleh terjadi lagi. mari kita bangun kita punya orang dengan sehat dan normal, agar mereka pintar dan menjadi orang-orang hebat jika kita didik hari ini dengan baik. Tapi jika hanya dengan curiga dan membantai orang dengan tidak tanggungjawab, ini sia-sia sekali,” ujarnya.
Untuk itu, Bupati Didimus Yahuli kembali mengklarifikasi kepada semua orang atas kejadian yang terjadi di Distrik Anggruk.
“Jadi, kami tidak membawa TNI atau Polri untuk menjadi pengajar atau terselubung dalam program Yahukimo Cerdas dan Yahukimo Sehat. Ini murni kemanusiaan supaya orang cerdas dan sehat,” tandasnya.
Bupati Didimus Yahuli menyampaikan terimakasih kepada TNI dan Polri sudah membantu kami mengevakuasai 1 jenasah dan 6 pasien.
Ditambahkan, atas kejadian di Distrik Anggruk itu, tahap kedua adalah penegakkan hukum, tidak ada ruang dan tempat untuk orang yang seenaknya membunuh dan membantai orang lain.
Menurutnya, harus ada penegakkan hukum, kepolisian mengambil alih untuk penegakkan hukum supaya korban dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan rasa keadilan.
Bupati Didimus Yahuli meminta kepada seluruh orang Yali yang ada di Anggruk untuk memberitahukan nama-nama orang atau siapa yang melakukan, untuk membersihkan daerah Anggruk ini menjelang perayaan Injil masuk ke 67 tahun.
“Sekali lagi saya sebagai kepala daerah mengutuk dengan keras atas kejadian di Anggruk dan darah perempuan ini akan mengejar orang-orang yang membunuh perempuan itu, karena membunuh perempuan sama dengan membunuh mamanya sendiri,” ujarnya.
“Orang – orang tua kita dulu berperang, tetapi mereka tidak biasa bunuh perempuan atau membakar rumah. Itu biasa kami dengar cerita karena kami lahir di jaman Injil. Tapi kalau laki-laki bunuh perempuan atau bakar rumah, itu bukan laki-laki lagi, derajatnya rendah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap enam guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat, 21 Maret 2025.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom, menyatakan pihaknya memang memerintahkan serangan itu dan membakar bangunan yang mereka sebut sebagai rumah agen intelijen. (bat)