Pasca Konflik, Legisaltor Minta Akses Menuju Arowanop Diperbaiki

Anggota DPR Papua, Ferry Omaleng
banner 120x600
banner 468x60
Anggota DPR Papua, Ferry Omaleng

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Pasca terjadinya konflik baku tembak antara TPN-PB dan aparat keamanan TNI dan Polri di wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, tampaknya dampaknya mulai dirasakan oleh masyarakat Kampung Arowanop, termasuk Banti.

Apalagi, akses infrastruktur jalan menuju ke perkampung itu yang sempat rusak, menjadi keluhan masyarakat karena kesulitan untuk mobilitas maupun memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Anggota DPR Papua, Ferry Omaleng mengakui jika pihaknya mendapatkan aspirasi terkait keluhan warga Arwanop tersebut.

“Memang mereka menyampaikan bahwa masyarakat Arowanop itu, mengeluh terkait akses jalan yang rusak itu. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dari Arowanop ke Tembagapura itu ada akses jalannya, tapi mereka harus jalan kaki beberapa kilo dengan medan berat,“ kata Ferry Omaleng, Kamis (24/5).

Sebelumnya, masyarakat Arwanop mengandalkan akses jalan itu untuk mobilitas termasuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan kebutuhan sehar-hari mereka, namun dengan adanya konflik TPN-PB dengan TNI dan Polri, mengakibatkan akses jalan rusak.

“Warga Kampung Arowanop terpaksa jalan kaki naik gunung. Berangkat pagi, tiba sore di Tembagapura. Jalan yang rusak itu, diperkirakan mencapai 5 – 6 Km. Jadi, putusnya di situ, tapi dampaknya itu dirasakan masyarakat Arowanop,“ jelasnya.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia serta lembaga-lembaga yang ada harus memberikan perhatian serius dalam membicarakan nasib ekonomi masyarakat Arowanop, untuk mempermudah memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

“Pemkab Mimika dan Freeport harus segera memperbaiki akses jalan itu, agar masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari,“ ujarnya.

Bahkan, pihaknya berharap Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) bisa mencari solusi bagi warga Arowanop untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, sehingga masyarakat tidak lagi menempuh perjalanan yang cukup jauh. (bat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *