Ketua DPR Papua Prehatin Fasilitas Gedung MRP Tak Memadahi, Nurlince: Kami Terpaksa Bawa Meja Kursi Sendiri

Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE dalam kunjungan yang diterima Ketua MRP Nurlince Wamuar bersama anggota MRP.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mengaku sangat prehatin dengan kondisi gedung Majelis Rakyat Papua (MRP). Pasalnya, meski dari luar terlihat megah, namun di dalamnya belum terisi fasilitas penunjang di dalamnya.

Bahkan, pimpinan dan anggota MRP terpaksa membawa alias meminjam meja dan kursi untuk menunjang aktifitas mereka, lantaran fasilitas meubeler di dalam ruangan belum terisi dan masih banyak ruangan kosong.

“Memang kantor ini megah, tapi didalamnya tidak ada isinya sama sekali. Fasilitas meubeler tidak ada, tapi dengan adanya kunjungan pak Ketua DPR Papua, kami memberikan masukan untuk bisa ditindaklanjuti kepada Pj Gubernur Papua melalui ijin prinsip,” kata Ketua MRP Nurlince Wamuar.

Nurlince mengaku jika pimpinan dan anggota MRP masuk ke gedung yang diresmikan pada 27 Desember 2023 bersamaan dengan Gedung Kantor Gubernur Papua itu, namun tidak ada fasilitas dalam kantor itu.

“Kami ya datang mondar mandir saja terus pulang. Tidak ada meja kursi, termasuk kami tiga pimpinan MRP tidak ada meja kursi sama sekali,” ungkapnya.

“Kami di lembaga ini, ada alat kelengkapan yakni Panitia Musyawarah (Panmus) yang bertugas mengatur lembaga ini seperti rapat pleno, rapat rapat dan lainnya, dengan demikian mereka bekerja setiap waktu, sehingga saya sendiri sebagai Ketua MRP punya inisiatif bawa sendiri meja dan kursi dari rumah. Jadi, ada 4 meja dan kursi 16 yang saya bawa dari rumah. Tidak mungkin kami duduk di lantai,” imbuhnya.

Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mengakui telah menerima masukan dari pimpinan dan anggota MRP terkait fasilitas gedung yang belum memadahi ini.

“Saya sendiri atas nama DPR Papua menyampaikan permohonan maaf, karena selama ini kami lihat gedung sudah selesai begitu. Rupanya isinya belum dan hari ini saya bisa lihat langsung sepertinya ruang sidang, mestinya ruang sidang MRP ini mewah, namun lantainya belum dikeramik, hanya semen kosong saja. Ini memalukan menurut saya, ini wibawa lembaga MRP yang adalah wibawa Orang Asli Papua. Ini wajah Orang Asli Papua, jadi sebaiknya ruangannya harus disii. Mimbarnya, bisa dilihat masih pakai triplek dan sebagainya,” kata Jhony.

Begitu juga hampir semua ruangan di gedung MRP ini, Jhony mengaku menemukan kursi ada 4 sampai 5 warna dalam ruangan.

“Itu artinya belum ada isi apa apa. Ruangan lain masih kosong. Bahkan, duduk di lantai dalam pertemuan tertentu. Saya rasa ini tidak sesuai harapan kita pertama. Harapan saya dan pak Lukas Enembe almarhum waktu itu kita sepakati kantor yang baik, jadi icon bagi orang Papua, setiap orang datang akan tahu dan itu marwahnya Otsus, sehingga mereka lihat MRP dengan gedung yang baik dan tentu harus ditunjang dengan fasilitas yang baik,” ujarnya.

Terhadap kondisi ini, Politisi Partai NasDem ini mengaku sangat menyayangkan dan prehatin dengan kondisi gedung MRP ini. Untuk itu, ia berkomitmen pada APBD berikut akan memperjuangkan untuk mengisi fasilitas gedung yang kurang.

“Saya pikir wartawan bisa dilihat, sangat berbanding terbalik tampilan dari luar dan isinya dari gedung MRP ini,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *