Opini  

Catatan Kritis: Papua Dalam Lompatan Peradaban yang Sangat Luar Biasa

Yosua Douw
banner 120x600
banner 468x60

Oleh: Yosua Douw

Pengantar
Indonesia adalah bangsa yang kuat dan tidak dapat diremehkan karena bangsa ini telah melewati ‘Perubahan Peradaban Dunia’ dengan teratur sesuai pergerakan perubahan dari masa ke masa.

Harus diakui, bahwa Bangsa Indonesia merupakan suatu Bangsa yang tergolong mengalami dan merasakan proses perubahan peradaban manusia, dimana masyarakatnya juga berproses melalui transformasi sosial budaya dengan baik.

Seperti diketahui bahwa, pergerakan perubahan sebuah bangsa dari masa ke masa atau peradaban manusia terjadi secara teratur dan nyaris merujuk pada dinamika transformasi perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat di wilayah Eropa.

Itu artinya, untuk megukur perkembangan dinamika kecerdasan manusia yang dimulai dari Zaman Batu, Zaman Kerajaan, Zaman Industri, Zaman Pemerintahan Modern hingga di era yang disebut Zaman IT saat ini, ternyata Bangsa Indonesia telah melaluinya dalam proses yang teratur.

Dengan demikian, maka semestinya Dunia mengakui bahwa Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang telah merasakan secara langsung perubahan peradaban umat manusia dari masa ke masa.

Perubahan peradaban itu sendiri, erat kaitannya dengan ‘Tingkat Kecerdasan’ atau ‘Kejeniusan’ manusia. Dalam Perspektif Kebangsaan, sesungguhnya bangsa Indonesia mampu bersiang ketat dengan Bangsa lain.

Baca Juga : Catatan Kritis: Masa Depan Papua Dalam NKRI

Mengapa demikian ?
Karena, jika kita kembali pada historisnya sebagaimana yang disampaikan tadi di atas, maka sangat jelas terukur bahwa ada hubungan yang erat, yakni dengan telah teratur secara sistematis, bahwa Bangsa Indonesia terlibat langsung dalam Perubahan Peradaban dari masa ke masa. Artinya, ‘Bangsa Indonesia tidak mengalami Lompatan Peradaban’.

Dalam catatan Perdaban umat manusia di bumi ini, ada beberapan catatan sebagaimana masa-masa penting terjadinya Perubahan Zaman dari waktu ke waktu.

Ringkasan Peradaban (belum lengkap), Penulis mencoba merangkumnya secara umum, sebagai berikut :

Pertama, Masa Purbakala (Zaman Batu);
Kedua, Zaman Kerajaan (Versi Indonesia : Kerajaan Hindu/Budha dan Kerajaan Islam).
Ketiga, Masa Industri (untuk Indonesia : dampak dari Gerakan Industri dari Eropa).
Keempat, Masa Penjajahan (Versi Indonesia : Belanda dan Jepang). Belanda masuk bersamaan dengan membawa Penginjil untuk melaksanakan Pekabaran Injil di Tanah Jawa dan sekitarnya.
Kelima, Masa Kemerdekaan (Versi Indonesia).
Keenam, Masa Pembangunan Modern hingga Gerakan IT seperti yang dialami hari ini.

Dengan melihat keenam masa Peradaban Umat Manusia, bagi Bangsa Indonesia kita memiliki Tingkat Kecerdasan yang sangat luar biasa untuk turut serta dalam berbagai sektor dan bidang kehidupan manusia.

Secara Intelektual, mentalitas, kerja dan kualitas Bangsa Indonesia, sangat dimungkinkan adanya kesadaran kolektif untuk membangun daerah dan negara.

Demikian pula Kualitas Bangsa Indonesia juga memungkinkan Transformasi Budaya untuk dapat dikerjakan dengan terukur. Kemudian, adanya pula kesadaran untuk berbakti karena sejarah masa silam. Jiwa berpemerintahan yang terorganisir baik karena pernah hidup dalam masa-masa kerajaan, adanya pengelolaan industri sampai kepada pengelolaan limbah ramah lingkungan dan manusia, lahirnya manusia jenius untuk berinovasi dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masa kini yang sangat cepat, kesadaraan mengelola berita dan informasi publik, dan sebagainya.

Bangsa yang melewati proses peradaban dengan baik dan teratur akan terjadi kedewasaan secara alami bagi bangsanya. Sejalan dengan itu, manusianya juga akan berkembang dewasa dengan sendirinya.

Kedewasaan itulah yang akan mendorong warga negaranya untuk mambangun bangsanya menjadi bangsa yang kuat dan tangguh di muka Bumi.

Pertanyaannya kemudian, Bagaimana dengan Papua ?
Papua secara menyeluruh tidak masuk secara teratur dalam perubahan Peradaban dari masa yang satu kepada masa yang lain. Papua justru mengalami lompatan peradaban yang sangat-sangat luar biasa.

Lompatan tersebut justru menyeret sekaligus memotivasi Papua agar dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan peradaban itu. Dapat dikatakan, bahwa ada semacam ‘Social Shock’ jika dilihat dari perspektif sosial budaya kemasyarakat bagi Orang Papua.

Miris dan sedih…!!!
Sebagai suatu bangsa dengan predikat ras Melanesia di tengah ras Melayu yang terbesar di dunia, yang agamanya mayoritas Islam, dengan  tingkatan perkembangan kota yang lebih maju, dengan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan yang cukup baik, mudah beradaptasi dengan perkembangan IT hari ini dsb, telah memaksakan Papua untuk masuk dan ikut beradaptasi di dalamnya.

Dalam kondisi yang demikian, Papua dipaksakan untuk harus beradaptasi dalam predikat sebagai bangsa Indonesia secara kolektif bukan lagi orang perorangan, keluarga ataupun komunitas.

Mungkin kita dapat mengatakan bahwa bangsa yang kuat harus dimulai dari pribadi dan keluarga yang kuat. Namun, dengan kondisi Papua dan perkembangan perubahan zaman maka Papua adalah wilayah yang harus menyesuaikan diri dengan kondisi hari. Itu artinya, kondisi saat ini memperlihatkan Papua mengalami Lompatan Peradaban yang Luar Biasa…!!!

Pertanyaannya, mengapa Papua dikatakan mengalami Lompatan Peradaban yang luar biasa…?
Mari kita refleksikan bersama, jika kita mencoba melakukan kilas balik pada sejarah, maka Papua telah melewati lompatan peradaban, sebagai berikut :
1.Masa Purbakala (Zaman Batu).
2.Masa Masuknya Sending (Ottow dan Geisler), yang merupakan pertanda masa masuknya masa peradaban modernisasi di Tanah Papua.
3.Masa Pemerintahan Hindia Belanda, Jepang dan Masa Integrasi Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sistem pemerintahannya.
4.Masa yang dialami oleh kita hari ini dengan Perkembangan Teknologi yang sangat cepat.

Fakta, bahwa Sebagian besar Wilayah Papua tidak mengalami masa-masa hidup dalam Zaman Kerajaan dan Zaman Trasformasi Industri (adanya tumbuh perusahaan-perusahaan industri yang tumbuh di Papua dimana Papua masih ada dalam dunia zaman Batu).

Jika kita cermati, ada ruang kosong bagi Papua dalam Perkembangan Peradaban umat manusia di Bumi termasuk di Bangsa Indonesia dimana Papua sebagian wilayahnya tidak mengecap masa peradaban Kerajaan.

Ruang kosong peradaban Papua itu justru mempengaruhi pola hidup perkembangan sosial budaya manusia dan masyarakat Papua.

Ruang kosong peradaban Papua yang Penulis ingin paparkan adalah ‘Lompatan Peradaban Papua’ yang ‘Sangat Luar Biasa dan Spektakuler’ itu. Dan, itu merupakan lompatan suku bangsa yang ‘Sangat Spektakuler di Era Milenium’ saat ini.

Wajar…!!!
Bila kemudian, terjadi tumbuh kembang ‘Tuan-tuan’ atau ‘Raja-raja kecil’ di ‘Tanah Papua’ yang disesuaikan dengan latar belakang Budaya Lokal. Ada daerah yang masih terisolir, sehingga sistem pelayanan pendidikan belum optimal secara menyeluruh, terjadi urbanisasi manusia Papua tanpa pengetahuan cukup sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan absolut, belum adanya kemampuan untuk mengelola lahan menjadi pertanian atau perkebunan yang berhektar-hektar, masih adanya ketergantungan, dan sebagainya.

Hal yang perlu digarisbawahi bahwa Papua mengalami Lompatan Zaman yang begitu luar biasa, sehingga dalam banyak hal diperlukan penyesuaian.
Jadi, tidak heran jika hari ini kita harus meloncat dengan melangkah lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan itu guna beradaptasi dengan  tuntutan perubahan zaman yang kian dinamis guna menghadapi ‘Tantangan Global’.

Papua Bersyukur…!!!
Walaupun adanya ‘Ruang Kosong Peradaban Papua’ yakni tidak masuknya Orang Papua pada sekian besar wilayah Papua pada suatu Kerajaan yang berjaya pada sama silam dan masa Peradaban Transformasi Industri, namun Papua secara menyeluruh didorong paksa untuk mengecap Calistun, Teknologi dengan meninggalkan teknologi Zaman Batu oleh karena masuknya Injil di Tanah Papua.

Tidak adanya Candi atau Arca dan semacamnya menujukan bahwa Papua tidak pernah dibawah salah Kerajaan Kuat di masa lalu.

Demikian juga, dengan Teknologi Transpormasi Industri, terbukti bahwa tidak adanya Perusahaan di Tanah Papua pada masa silam berkenaan dengan Pertumbuhan Industri di Eropa.

Seperti bangsa lain, dihadiri oleh Penyebar Agama. Di Indonesia adanya penyebaran Agama Hindu, Agama Budha, Agama Islam dan Agama Kristen di Tanah Papua mendapat kunjungan dari Pemberitaan Injil yaitu Misionaris sebagai tanda masuknya modernisasi.

Adanya peralihan penggunaan teknologi Zaman Batu kepada penggunaan alat modern akibat dari Transformasi Industri di Eropa yang berdampak secara global, adanya peralihan budaya zaman batu pengunaan hasil-hasil industri atau barang modern.

Pemberitaan Injil membuka cakrawala berpikir manusia dan suku bangsa Papua untuk menyesuaikan diri dengan dunia Modern, tandanya pakaian mulai dibagikan dan digunakan, adanya pegungguan teknologi modern misalnya : Garam, Panci, Kuali, Batu Tulis, Kertas, Baca Alkitab, Mendirikan Bangunan Modern (Semi Permanen dan bentuk lain yang diajarkan), berbagai bentuk teknologi modern mulai digunakan.

Walaupun terbatas, Misionaris melayani OAP tetapi terbukti bahwa Papua bisa dijangkau. Adanya sistem pendidikan (belajar pengajar) dengan  Pola Asrama dan Pola Belajar mengajar dengan Metode Praktek Presentasi Besar dari Teori yang diterima. Injil mengubah Peradaban Hidup Orang Papua.

Perlu adanya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara…!!!
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa setiap individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara harus mempunyai Sikap dan Perilaku Diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi Keikhlasan/Kerelaan untuk bertindak demi ‘Kejayaan Bangsa dan Negara’.

Papua sedang berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga butuh kesadaran kolektif dalam perspektif berbangsa dan bernegara yang tumbuh pada setiap Warga Negara untuk melihat bangsa Papua sebagai bagian dari warga negara Indonesia yang hadir bersama-sama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesadarannya seperti apa ?
Penulis, menawarkan tujuh Cacatan Kritis, berikut :
Pertama, Kita harus pahami bahwa Papua tidak mengalami hidup dimasa Kerajaan dan masa Industri. Sehinggan ada ruang kosong peradaban bagi Papua. Ruang Kosong itu mempengaruhi tumbuh kembangan peradaban manusia secara utuh.

Kedua, Kita harus pahami bahwa belum adanya kesiapan secara kolektif dalam rangka kebijakan umum dan perkembangan  zaman hari ini.

Ketiga, Kita harus pahami Saudara-saudaraku di luar Suku Papua, Penulis juga ingin menghimbau agar kita mau mengubah Sudut Pandang dan Pola Pikir kita tentang Papua.
Berpikir Positif atau ‘Positive Thinking’ untuk Orang Asli Papua yang disebut OAP.

Jangan sesumbar dengan mengukur diri kami Orang Asli Papua yang hari ini dianggap belum menguasai ‘IPTEK’ atau berkompetensi di bidang tertentu, lalu menghubungkan hal itu dengan menggeneralisasi seluruh OAP, bahwa :
OAP tidak bisa…!!
OAP masih tertinggal…!!
OAP belum pantas…!!
Dan ujaran diskriminatif lainnya.

Keempat, Kita harus pahami bahwa Orang Papua sebagai warga negara punya hak yang sama untuk hidup dan menikmati dan mengisi kemerdakaan yang ada dengan berbagai-bagai kemampuannya.

Kelima, Kita harus pahami bahwa Orang Papua sebagai warga negara punya hak yang sama namun masih berada dalam kondisi geografis yang sulit dan berat.

Keenam, Kita harus pahami bahwa Orang Papua sebagai warga negara punya hak yang sama sehingga perlu adanya intervensi pemerintah dalam pemenuhan hak hidup :
Perhatian terhadap Gisi Ibu hamil dan anak
Perhatian Generasi Usia Sekolah
Pengadaan Rumah Sehat
Pengadaan Air dan Listrik
Pengadaan Jalan Jembatan
Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang terpadu di daerah terluar atau perkampungan tertentu.

Ketujuh, Negara atau Pemerintah harus memahami bahwa Orang Papua di Tanah Papua sebagai Warga Negara mengalami lompatan peradaban sedangkan Saudara-saudara lain di pulau lain berbeda tidak mengalami lompatan peradaban. Peradapan mereka berjalana sesuai perkembangannya dan sangat teratur sehingga harus dipahami bahwa dalam perlakuan bagi Papua harus berbeda dan signifikan.

Papua Berbangga…!!!
Papua adalah salah satu Suku Bangsa yang unik di Bumi dan telah yang dihadirkan Tuhan menjadi bagian dari Suku Bangsa di dunia ini yang mendiami ‘Bola Bumi’ di ‘Garis Khatulistiwa’.

Meskipun saat ini kita sedang dihadapkan dengan sejumlah tantangan, masalah namun Penulis merasa sebagai Orang Asli Papua dan menjadi bagian integral dari proses Pembangunan di atas Tanah Papua ini, ingin terus menulis dengan ajakan yang sederhana sebagai bentuk motivasi dan memberikan semangat agar kita sebagai Generasi yang diberkati di Tanah Papua, harus tetap semangat untuk membangkitkan energi positif dalam diri kita guna beradaptasi dengan ‘Tantangan Zaman’ ini.

Oleh karena itu, sebagai Orang Asli Papua kita harus :
‘Optimis…. dalam menghadapi berbagai tantangan Zaman ini’.

Dan, Jangan Pesimis….!!!*
Ketika tantangan itu kian mengeras pada titik kritis menekan kita. Hadapi dan tetap yakin Allah ada bersama kita untuk menaklukan tantangan…

Ingaaat …!!!
Sekali lagi, Ingaaat …!!!
Orang Papua bukan Produk Gagal…

Telah terbukti, bahwa Orang Papua juga berkontribusi dalam ‘Pembangunan Nasional’ dan ‘Tanah Papua’ serta berbagai peran lainnya. Hal itu membangkitkan semangat dan mendorong kita memahami dan tetap  bersikap positif bahwa ‘Orang Papua’ bisa menghadapi tantangan apapun yang terus mengganggu kehidupan.

Walaupun belum signifikan tetapi Papua telah menghadirkan orang-orang hebat dimasanya, seperti : Perempuan-perempuan Papua yang dipersunting menjadi Istri oleh Saudara-saudara kita Suku Bangsa lain, ternyata Perempuan-perempuan Papua telah melahirkan keturunan bagi suku bangsa lain dengan sehat dan mereka memiliki keunggulan yang luar biasa.

Tokoh-tokoh Papua dalam beberapa waktu lalu diberikan kesempatan menjadi Pejabat Negara sebagai Menteri, Dubes dan beberapa tugas untuk berkarya dan mereka telah berhasil berkarya bagi negara.

Munculnya Generasi Papua yang jenius misalnya Sdr. George Saa dan beberapa rekan lain membuktikan bahwa orang Papua adalah manusia yang mampu juga bersaing dan bisa berkarya bagi dunia dan negara ini.
Kita harus tetap Optimis bahwa Tuhan punya rencana yang besar bagi Bangsa Papua.

Mengakhiri tulisan ini, ‘Catatan Kritis’ yang ingin saya tinggalkan adalah :
Sudah saatnya kita berpikir sebagai Suku Bangsa yang :
*P* ~ Produktif untuk menghasilkan
       Nilai Tambah
*A* ~ Adaptif dalam menghadapi
       Tantangan Global
*P* ~ Profesional dalam bekerja
*U* ~ Unjuk Kompetensi, dan
*A* ~ Aktif dalam mengikuti
       Dinamika yang berkembang.

Jika, BARACK OBAMA dapat menjadi ‘Presiden Amerika Serikat’. Maka, Bukan tidak mungkin suatu saat ‘ORANG ASLI PAPUA’ juga akan memimpin ‘Indonesia’.

Mungkinkah itu ? Sangat mungkin sekali…!!!
Semoga Tulisan ini dapat menjadi Bahan Refleksi Kita…*

Dari Papua Pegunungan Tengah kami menyapa dalam Spirit dan Filosofi : “NOKEN”
*N*~Nasionalis
*O*~Optimis
*K*~Kolaboratif
*E*~Enerjik untuk mewujudkan
*N*~Nafas Perubahan..!!!

*Yosua Douw
Kepala Kesbang Kabupaten Tolikara
Tokoh Intelektual Muda Papua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *