Opini  

Harus Ada Tambahan Trayek Kapal Perintis di Wilayah Pesisir Papua Tengah

Ketua Kelompok Khusus DPR Papua, Jhon NR Gobai.
banner 120x600
banner 468x60

Oleh

Jhon NR Gobai

Anggota DPR Papua

Pengantar

Selain Pelabuhan Pomako di Kabupaten Mimika, belum ada distrik yang dilayani oleh pelayanan perintis yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan RI.

Selain karena faktor pendangkalan yang sering terjadi, pembangunan sarana pelabuhan juga masih terbatas.

Kokonau mempunyai sebuah pelabuhan yang layak yang telah dibangun oleh pemerintah, sementara Agimuga  mempunyai pelabuhan yang dibangun oleh LPMAK.

Di Sipusipu, Distrik Jita terdapat pelabuhan yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Papua.

Andil dari PT Freeport Indonesia diharapkan ikut berpartisipasi di dalam mendorong adanya pembangunan sarana pelabuhan yang layak dan juga pengerukan pada alur-alur  pelayaran dan juga pada kolam di depan Pelabuhan Pomako untuk mempermudah bersandarnya kapal perintis.

Di wilayah Nabire, Napan Weinami, Mambor dan Moor mempunyai pelabuhan yang bagus, sementara distrik Yaur terdapat dermaga logpon di Waubu, Wapoga dan Teluk Umar mempunyai dermaga kayu.

Sarana sarana ini haruslah dapat dimanfaaatkan untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan guna mendekatkan pelayanan pemerintahan, kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat.

Mendekatkan Pelayanan Dengan Sarana Transportasi

Ketika bertemu dengan Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, kami ditunjukkan trayek-trayek yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan khususnya untuk trayek-trayek kapal perintis.

Saya sungguh mengapresiasi Kabupaten Asmat yang telah mengupayakan untuk sejumlah titik di Kabupaten Asmat dilayani oleh kapal perintis yang berpangkalan di Kabupaten Merauke.

Sementara di wilayah utara Kabupaten Biak Numfor dan juga Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen dan juga Kabupaten Mamberamo Raya, mendominasi trayek trayek dari kapal perintis, ini juga sebuah hal yang perlu diapresiasi karena telah diupayakan oleh mereka para stakeholder di sana untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.

Dua fakta ini kemudian membuat kita di Provinsi Papua Tengah harus berpikir untuk bersama-sama bergandeng tangan untuk mendorong agar pelayanan dari kapal perintis dapat menyinggahi  beberapa distrik di pesisir selatan dalam kabupaten mimika, misalnya Potowaiburu, Kokonao, Kekwa, Sipu sipu di Jita dan Agimuga.

Trayek Baru Kapal Perintis

Kita di Provinsi Papua Tengah harus berpikir untuk bersama-sama bergandeng tangan untuk mendorong agar pelayanan dari kapal perintis dapat menindai beberapa distrik di pesisir selatan dalam kabupaten mimika, misalnya Potowaiburu, Kokonao, Jita dan Agimuga.

Pesisir utara, di Kabupaten Nabire misalnya Teluk Umar (Yeretuar), Kwatisore Yaur, Wapoga, Moor dan Mambor dan Weinami.

Dengan dasar ini kami mengusulkan agar penambahan trayek kapal perintis di wilayah Papua tengah.

Pesisir utara, pelabuhan Pangkalnya di sorong agar ditambah pelabuhan singgahnya di Kabupaten Nabire misalnya Teluk Umar (Yeretuar), Kwatisore , Pelabuhan Pangkal biak, Dokis di Wapoga, Moor dan Mambor dan Weinami, Nabire, Kwatisore dan Teluk Umar.

Kapal perintis yang pelabuhan pangkalnya di Merauke, mungkin bisa ditambah pelabuhan singgah atau trayek baru, Agats-Jita-Agimuga-Pomako, Kokonao. Untuk wilayah selatan, Papua Tengah dari Pelabuhan pangkal di Sorong;

Perlu ada penambahan pelabuhan singgah/ trayek baru perintis yaitu Potowayburu/Sukikay Selatan, Kokonao, Pomako – Jita (Sipu Sipu), Agimuga.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar pelayanan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan dan ekonomi rakyat dapat berjalan secara merata di seluruh daerah atau seluruh distrik.

Warga pesisir dapat mengangkut hasil-hasil pertanian, perkebunan, hasil laut dari kampung-kampung mereka untuk dijual di Timika.

Selama ini biaya sewa perahu motor dari Paumako ke Kokonao pulang pergi berkisar Rp 8 juta – Rp10 juta. Biaya sewa perahu motor dari Pomako ke distrik-distrik terjauh seperti Potowayburu, Kapiraya, Amar, Jita, Agimuga, Otakwa lebih mahal lagi bahkan mencapai Rp 20 juta – Rp 30 juta pulang pergi, tentu ini akan memberatkan masyarakat.

Penutup

Untuk itu kehadiran dari kapal perintis adalah salah satu solusi guna membangun daerah dan juga membantu masyarakat yang berada di pesisir untuk itu semua pihak harus bersinergi mendorong dan menghadirkan kapal perintis untuk melayani masyarakat pesisir di Provinsi Papua Tengah.

Sebagai catatan Pelabuhan Bagusa, Pelabuhan Trimuris dan Pelabuhan Kasonaweja di Kabupaten Mambramo Raya, ketiganya walau belum memiliki pelabuhan yang memadai, tetapi tetap dilakukan pelayanan kapal perintis oleh Kementrian Perhubungan, sesuai dengan prinsip kapal perintis menjangkau daerah yang belum tersentuh sarana transportasi atau 3T.

Untuk itu, saya sangat optimis usulan kami untuk penambahan pelabuhan singgah atau trayek baru kapal perintis di wilayah Papua Tengah bagian utara dan selatan dapat dipenuhi oleh Pemerintah Pusat melalui Kementrian Perhubungan.(*)

*Penulis juga adalah Ketua Kelompok Khusus DPR Papua dan Anggota DPR Papua dari Pengangkatan Wilayah Adat Meepago

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *