Penkes  

Papua Masih Kekurangan Tenaga Apoteker

Kepala Dinas Keehatan Provinsi Papua, Robby Kayame bersama Wakil Ketua Umum IAI Rahman Aulia Hasibuan dan Ketua IAI PD Papua Edward Sihotang dan Kepala BBPOM Jayapura, Mojaza Sirait membuka Konferda IAI PD Papua.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Pengurus Daerah Papua menggelar Konferensi Daerah (Konferda) ke V untuk memilih dan menetapkan pengurus baru periode 2022-2026 yang berlangsung di Hotel Suni Abepura, 28 Oktober 2022.

Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, apt. Rahman Mulia Hasibuan mengapresiasi kinerja dari kepengurusan IAI PD Papua.

Dikatakan, akan ada penambahan pengurus PD IAI wilayah timur yang lumayan banyak. Dimana saat ini, di wilayah Sumatera hanya ada 10 PD IA, di wilayah tengah ada 12 PD IAI dan wilayah timur ada 12 PD IAI.

“Kalau ke depannya ada penambahan provinsi baik di Papua dan Papua Barat, maka yang terbanyak nanti PD di wilayah timur, apalagi di Papua tadinya 2 bisa berkembang jadi banyak,” katanya.

Terkait dengan masalah sirup, diakui Rahman, membuat drop semua lini termasuk inevstor. Namun, berharap apoteker sebagai ujung tombak dalam melayani masyarakat dapat memberikan informasi terhadap obat yang layak digunakan.

Rahman  menyampaikan pesan kepada pengurus yang baru agar tetap menjalankan tugasnya sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut.

‘’Yang paling penting harus memahami apa yang akan dilakukannya terkait dengan kesejahteraan anggota serta kebijakan yang dikeluarkan dan bisa menguntungkan antara apoteker yang satu dengan lainnya,’’ imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Papua diwakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Robby Kayame mengatakan, pembangunan kesehatan di Papua dihadapkan dengan berbagai perubahan dan tantangan terutama memberi pelayanan kesehatan masyarakat tanpa kecuali.

“Dalam konteks ini, keberadaan apoteker sebagai pemberi layanan kesehatan dan distribusi obat hingga ke layanan apotek, puskesmas dan rumah sakit sangat besar perannya,” ujarnya.

Dikatakan, apoteker sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat, diharapkan dapat menjamin ketersediaan obat yang bermutu, mulai dari pengelolaan hingga penggunaan obat ke masyarakat.

“Melalui Konferda IAI Papua ini, saya harap para apoteker tetap memelihara komitmen yang tinggi dan bersama pemerintah membangun kesehatan di Papua. Saya minta kepada apoteker mampu memberi pelayanan bermutu, aman dan tetap berpegang pada kode etik standar profesi dan undang-undang yang mengatur praktek apoteker,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua IAI Pengurus Daerah Papua periode 2018-2022, apt.Edward Sihotang mengungkapkan jika Provinsi Papua sampai saat ini masih kekurangan tenaga apoteker.

“Saat ini, apoteker di Papua hanya terdapat sebanyak 1.057 orang saja. Jadi, masih sangat kurang,” katanya.

Setidaknya, kata Edwar, idealnya Papua membutuhkan sebanyak 1.500 apoteker. Apalagi, jika ada pemekaran tiga provinsi baru di Papua, tentu kekurangan apoteker ini akan sangat terasa.

Selama ini, diakui, rekrutmen apoteker ini, lebih banyak didatangkan dari luar Papua. Sebab, di Papua tidak ada universitas atau perguruan tinggi khusus apoteker. Praktis saja, apoteker banyak didatangkan dari luar.

Ia berharap Universitas Cenderawasih Jayapura dapat membuka program studi khusus apoteker, sehingga output yang dihasilkan akan menutupi kekurangan tenaga apoteker yang ada di Provinsi Papua.

Terkait konferda, Edward berharap, siapapun yang terpilih menjadi pengurus IAI Papua empat tahun kedepan, dapat memperhatikan pemenuhan tenaga apoteker.

‘’Pengurus yang baru bisa membangun koordinasi sehingga Universitas Cenderawasih dapat membuka program studi atau prodi Apoteker yang sudah mendapat dukungan IAI pusat untuk mendorong secara kebijakan,’’ ujar Edward.

Ia juga berpesan agar pengurus daerah yang baru dapat mengembangkan organisasi melalui pembentukan cabang IAI di kabupaten/kota, termasuk di tiga daerah otonomi baru di Papua.

‘’Seluruh kabupaten/kota di Papua perlu ada pengurus cabang. Saat ini kita memiliki 11 pengurus cabang,’’ ucap Edward.

Konferda turut dihadiri Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura, Mojaza Sirait, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr.Roby Kayame dan ratusan apoteker dari berbagai cabang di Papua. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *