50 Persen Guru di Papua Selatan Belum Tersertivikasi

Rektor Universitas Musamus Merauke, Beatus Tambaib
banner 120x600

Merauke, Papuaterkini.com – Rektor Universitas Musamus Merauke, Beatus Tambaib menuturkan bahwa hingga saat ini 50 Persen guru yang ada di 4 kabupaten di Provinsi Papua Selatan belum mendapatkan sertifikasi guru.

Kata Beatus, ada banyak faktor yang menyebabkan banyak guru di Provinsi Papua Selatan belum mendapatkan sertifikasi guru, salah satunya adalah minimnya informasi.

Hal ini disampaikannya kepada wartawan usai mengukuhkan 121 mahasiswa yang mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Kategori II, angkatan III tahun 2023 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmus di Swissbel Hotel Merauke, Senin (6/2/2023). 

Rektor Unmus, Beatus Tambaib menyatakan bahwa pengukuhan tersebut merupakan suatu kehormatan bagi Universitas Musamus, karena dapat berkontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia secara umum dan peningkatan kualitas dan kapasitas guru di Provinsi Papua Selatan melalui penyelenggaraan PPG. 

Dalam kesempatan itu, Beatus Tambaib mengungkapkan 59 persen guru di Provinsi Papua Selatan – yang terdiri atas Kabupaten Merauke, Boven Digul, Mappi dan Asmat belum tersertifikasi. Jumlah guru yang tersebar di wilayah Selatan Papua sesuai data dapodik sebanyak 7.866 orang. 

“Sekitar 59 persen itu belum tersertifikasi, belum memenuhi kualifikasi sebagai guru profesional. Di Mappi ada 1.480 guru, Asmat 1.376, Merauke 3.818, Boven 1.118,” sebut Beatus. 

“Sebagai contoh di Kabupaten Asmat sebanyak 200 guru belum tersertifikasi. Hal ini tentu menjadi penghalang bagi peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru,” sambungnya. 

Beatus mengatakan, LPTK Musamus berupaya untuk menjawab segala permasalahan pendidikan dengan hadirnya program studi pendidikan profesi guru. 

“Selain itu, salah satu upaya yang juga dilakukan yakni melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Ini program kerja sama Unmus dan Universitas Negeri Yogyakarta untuk meningkatkan pendidikan guru, dari guru yang berijazah SMA didorong untuk menyandang gelar sarjana,” ujarnya. 

Beatus menambahkan, kehadiran program PPG Unmus sejak 2019 merupakan upaya lembaga perguruan tinggi dalam menjawab tantangan di dunia pendidikan yang semakin kompleks. 

“Harapan kami, tujuan utama dari penyelenggaraan PPG yakni bersinergi dengan pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi dalam menghasilkan guru profesional, memiliki kualifikasi dan kompetensi guru kelas dan guru bidang studi keahlian tertentu dapat terealisasi,” tandasnya. (Arie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *